Selasa, 30 November 2010

Gunung Dempo dalam Gambar






















TIDAK MENGAMBIL SELAIN GAMBAR
TIDAK MENINGGALKAN SELAIN JEJAK
TIDAK MEMBUNUH SELAIN WAKTU

BERWISATALAH TANPA MERUSAK DAN MENGOTORI

Pesan Puyang Njadikah Jagad : ' Dek tau ngiluki jangan merusak jadilah'

sumber : koleksi pribadi

Senin, 29 November 2010

Mountain Climbing for Everybody (panduan mendaki gunung)

Panduan Mendaki Gunung (Mountain Climbing for Every Body)



Diperiksa oleh:apriaja
Banyaknya peminat para pemula dalam melakukan pendakian gunung tanpa dibekali dengan pengetahuan yang cukup dalam pengenalan medan sangat membahayakan keselamatan para pendaki tersebut. Banyak sekali kita mendengar kecelakaan saat pendakian terebut.

beberapa hal yang sangat penting diperhatikan dalam melakukan pendakian bagi pemula antara lain:

1. Merencanakan pendakian :

a. Disini kita harus mengenali kemampuan diri dan tim dalam mengadapi medan,

b.Mengenali medan yang akan kita tempuh

c. Teliti perlengkapan yang dibawa sewaktu melakukan pendakian



2. Perlengkapan pendakian :

a. Perlengkapan jalan kaki meliputi sepatu, kaoskaki, ikat pinggang, topi, jas hujandan lain lain

b. Perlengkapan tidur meliputi matras dan sleepingbag

c. Perlengkapan pribadi seperti, ransel/career, obat obatan, jarum, benang dll

d. Perlengkapan pembantu seperti, kompas, golok, tebas, pisau pinggang peralatan P3K dll

e. Peralatan telokomunikasi seperti HP, handytalky, GPS kalau ada dan jam tangan



Saat akan melakukan pendakian kelompokkan barang sesuai jenisnya dan yang paling penting perhatikan cuaca saat melakukan pendakian.



Selamat melakukan pendakian dan temukan kedamaian dialam tanpa harus melakukan pengrusakan. peace.....


Panduan Mendaki Gunung (Mountain Climbing for Every Body) Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/travel/adventure/2077895-panduan-mendaki-gunung-mountain-climbing/

Misteri Sriwijaya di Gunung Dempo

Pertanyaan besar sejarah: “Di manakah pusat kerajaan Sriwijaya?” Sampai saat ini belum kunjung terjawab.
Tapi mata para ahli mulai terarah ke sekitar Gunung Dempo. Gunung yang terletak di kota Pagaralam, Sumatera Selatan.
Erwan Suryanegara dalam tesisnya meneliti peninggalan megalitikum di kawasan Gunung Dempo untuk studi magister di Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), mengungkapkan peradaban di kaki gunung itu bermula sekira 2000 tahun sebelum Masehi. Teorinya sejauh ini berhasil dipertahankan dari berbagai antitesis, hingga tesis Erwan meraih penghargaan cum laude dari ITB.
Atas undangan rekan pers di Pagaralam Pos (grup JPNN), okezone berkunjung ke kota dingin berkabut itu. Pagaralam berada di atas ketinggian perbukitan dan gunung. Berhadapan muka dengan Gunung Dempo dan dipagari pegunungan Bukit Barisan. Yang tampak mata, panorama sungguh cantik-resik bak lukisan melankolik aliran surealis zaman Rennaissance setara kanvas Rembrandt dan Van Gogh.
“Bila para ahli telah menemukan bukti-bukti bahwa cikal-bakal Sriwijaya terletak di Pagaralam, tentu sejarah Indonesia akan berubah,” ujar Djazuli Kuris, Walikota Pagaralam, Senin (6/7/2009).
Kota kecil nan sejuk ini berada sejauh 298 kilometer di baratdaya Palembang. Posisi geografisnya tepat 4 derajat Lintang Selatan dan 101,15 derajat Bujur Timur. Wilayah seluas 633,66 km2 dalam 5 kecamatan, berpenduduk 122.440 jiwa dengan kepadatan 193,23 jiwa/km2.
Sebagai wilayah berupa dataran tinggi, kawasan Gunung Dempo ramai disemaraki peninggalan peradaban kuno. Seperti batu-batu besar sisa kebudayaan megalitik,” komentar Almi Diang, pemerhati sejarah setempat.
Almi, tokoh pers yang sehari-hari berprofesi Wakil General Manager pada harian lokal, menambahkan, “Selain batu dan artefak yakni kubur batu, ruang batu, arca-arca, batu tumpakan, dolmen, menhir, ada pula relief yang melukiskan orang-orang bersepatu sedang menggendong nekara. Relief itu tertatah di permukaan sebongkah batu berbentuk gajah, hingga lazim disebut batu gajah.”
Catatan sejarawan asal Belanda ANJ Th A TH Van der Hoop berjudul The Megalithic Remains in South Sumatera (1923) menyatakan bahwa temuan megalitik di kawasan Gunung Dempo menjadi bukti tentang era awal sejarah. Sementara Djohan Hanafiah, ahli sejarah dari Palembang, melontarkan hipotese Dinasti Syailendra yang membangun Candi Borobudur berasal dari dataran tinggi Pasemah.
Secara geologis, Pagaralam “nangkring” dalam lempeng sub-benua yang dibatasi Patahan Sumatera di ujung selatan hingga Bengkulu dan Lampung. Lempeng geologis itu terkenal sebagai Palas Pasemah.
Di awal abad 20, dunia digemparkan premis G Coeddes sejarawan Prancis yang menyebut bahwa “Sriwijaya” bukanlah nama seorang raja, melainkan nama sebuah kerajaan besar di belahan bumi bagian selatan, terletak diapit lempeng benua Asia dan Polinesia. Kekuasaan Sriwijaya, bila dipetakan kini, terbentang antara Madagaskar (Afrika) sampai Australia.
Di manakah pusat Sriwijaya? Salah satu misteri paling rahasia yang menggelayuti ilmu sejarah selama berabad-abad, mungkin tak lama lagi terkuak di Pagaralam.
“Hendaknya bukti-bukti peninggalan sejarah mulai ditunjukkan agar orang banyak tahu bahwa kita orang Besemah (idiom lokal untuk kata ganti orang Pasemah atau orang Pagaralam-Red) merupakan sukubangsa pemilik sebuah peradaban yang besar,” tutup Walikota Djazuli.

sumber: kumbang purba

Arung Jeram Sungai Manna Pagaralam


A. Selayang Pandang
Arung jeram merupakan perpaduan antara wisata dan olah raga. Mengarungi jeram di hulu Sungai Manna (sebelah Tenggara Gunung Dempo) sangat mengasyikkan dan sekaligus mendebarkan.

Sungai Manna yang membelah bagian Selatan Provinsi Bengkulu ini bagian hulunya berada di wilayah Sumatera Selatan. Kondisi geografis wilayah sebelah barat Sumatera Selatan yang berbatasan dengan Bukit Barisan, menjadi “surga” bagi Petualang yang suka dengan tantangan dan pengalaman baru. Sejumlah anak sungai yang berarus deras dan berjeram (white water) tersebar di berbagai lokasi.

Kecamatan Tanjungsakti yang berada di Bukit Barisan, menjadi tempat yang biasa digunakan penggemar olahraga arung jeram untuk menyalurkan hobinya. Lokasi ini biasanya dipilih, karena menjadi titik terdekat untuk turun ke sungai. Dari tempat ini, keadaan sungai cukup lebar dan arusnya terdengar bergemuruh, sehingga bagi pengunjung yang senang berpetualang akan terangsang adrenalinnya.

Keadaan sungai ini memiliki tingkat kesulitan bervariasi, jadi setiap petualang disarankan untuk menggunakan pemandu (guide) yang berpengalaman. Tonjolan batu membentuk aliran air, menimbulkan bunyi gemuruh, untuk itu dibutuhkan tenaga ekstra untuk melewatinya. Tidak jauh dari tempat ini ada bagian sungai yang membentuk pelataran sepanjang 50 meter dengan keadaan arus yang tenang.

B. Keistimewaan
Sungai ini memiliki tingkat kesulitan bervariasi, keadaan sungai cukup lebar di bagian awal, sedangkan sepanjang 15 Km berikutnya terdapat jalur sungai yang sempit dan arusnya deras bergemuruh, sehingga cukup menantang bagi penggemar olah raga arung jeram.

Jalur sungai sangat jeram yang berupa patahan (hole) dengan dinding batuan padas di pinggiran sungai, serta keadaan arus di ujung jeram yang membentuk cekungan dan arus memutar. Jeram Sungai Manna mempunyai kategori kesulitan maksimal grade-IV.

Keindahan alam yang berupa tebing-tebing di kiri-kanan sungai menawarkan keindahan alam hutan hujan tropis yang sangat memukau.

C. Lokasi
Lokasi start awal Jeram Manna berada di wilayah Kecamatan Tanjungsakti Kabupaten Lahat, atau sekitar 40 Km dari Kota Pagaralam.

D. Akses
Sedang dalam proses pengumpulan data.

E. Tiket Masuk
Sedang dalam proses konfirmasi.

F. Akomodasi dan Fasilitas
Di Kota Pagaralam tersedia peralatan arung jeram dan juga ada kelompok pemandu yang siap membantu para petualang, mereka tergabung dalam organisasi FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia) Pagaralam.


sumber : wisata sumatera

Air Terjun Curugh Lawang Agung


Air terjun Lawang Agung terletak di desa Lawang Agung Lama, Kecamatan Muara Payang, waktu yang ditempuh kurang lebih 45 menit dari pusat Kota Pagaralam. Untuk menuju ke lokasi ini kita bisa menggunakan motor atau mobil, bagi teman teman yang tidak ingin repot bisa menggunakan jasa angkutan pedesaan (Angdes), kalian sudah bisa sampai ke lokasi nan indah tersebut.
Sepanjang perjalanan teman-teman akan disuguhi oleh indahnya pemandangan yang masih alami, udara yang terasa sangat segar dan hijaunya dedaunan pohon tropis akan menemani perjalanan sepanjang perjalanan.
Udara dingin dan lembab akan membuat kalian merasa nyaman sambil memandangi kebon kopi dan hamparan kebun sayuran milik masyarakat di sepanjang perjalanan.
Dari simpang jalan utama kecamatan Jarai, lokasi air terjun Lawang Agung ini berjarak sekitar 500 meter, jalan bebatuan dan sedikit berpasir akan kita lalui untuk menuju lokasi tersebut.
Segarnya air sungai dan deburan air terjun membuat semua orang ingin mencoba mandi disungai ini. Selain itu, tempat ini juga sangat bagus dijadikan tempat untuk camping dan memancing ikan.



sumber : infopagaralam

Air Terjun Lematang Indah


Air terjun Lematang Indah. Lokasinya begitu mudah dijangkau karena berada di tepi jalan di pinggiran Kota Pagar Alam, di antara Lahat dan Kota Pagar Alam. Keindahan panorama di kawasan ini menjadi semakin menawan karena dilalui jalan yang berliku-liku dengan tikungan tajam di dekatnya. Pengunjung yang hendak melihat air terjun setinggi 40 meter, bahkan bisa menyaksikannya dari tepi jalan persis di tikungan paling tajam.
Bagi pengunjung yang ingin melihat lebih dekat dan merasakan cipratan air terjun, dari lokasi tepi jalan berliku bisa turun melalui tangga batu hingga ke sekitar dasar air terjun. Jika merasa lelah karena menuruni tangga yang curam, pengunjung bisa beristirahat di beberapa warung makanan dan minuman di sekitar air terjun. Sejumlah tempat duduk juga terdapat di lokasi itu.
"Banyak pengunjung yang lewat di jalan ini berhenti di sini dan melihat air terjun Lematang Indah tanpa berjalan ke bawah sana. Pengunjung pun kadang mengabadikan air terjun itu cukup dari sini," ujar penjaga pintu masuk tangga. Pengunjung yang hendak turun melalui tangga cukup membayar tiket masuk ke dalam kawasan air terjun seharga Rp 1000. Air terjun Lematang Indah memang menjadi salah satu andalan pariwisata setempat.
Tempat wisata ini tentu saja menjadi andalan karena lokasinya yang sangat strategis. Siapa pun yang datang dari arah kota Lahat dan hendak menuju pusat Kota Pagar Alam pasti melewati kawasan Lematang Indah. Orang cukup memarkir kendaraan di tepi tikungan, lalu bisa menyaksikan keindahan air terjun. Lokasi ini juga sering digunakan sebagai objek wisata olah raga air yaitu Arung Jeram.
Event daerah maupun propinsi juga sering dilaksanakan di Lokasi Air Terjun Lematang. Arus air yang cukup deras dengan banyaknya bebatuan menambah keindahan dan semaraknya olah raga arung jeram tersebut Selain Air Terjun (Curugh) Lematang masih banyak lagi yang dapat dikunjung, diantaranya adalah Curugh Embun, Curugh Pancur, Air terjun Tujuh Kenangan, Curugh Mangkok, Curugh Merak. Air terjun ini terletak dalam satu kawasan di Kecamatan Pagar Alam Utara bisa juga melalui Kecamatan Pagar Alam Selatan.



sumber : infopagaralam

Minggu, 28 November 2010

Rute Pendakian Gunung Merapi (Marapi) Bukit Tinggi Sumatera Barat


Pendakian dimulai dari desa Koto Baru, dari desa terakhir ini pendakian terlebih dahulu akan melewati daerah yang terbuka, dengan udara yang sejuk dan selanjutnya kita akan melewati sebuah stasiun relay TV dan terus mendaki dan sampai di daerah yang dinamakan Persenggrahan. Tempat ini adalah warung-warung yang selalu ramai orang berjualan dimalam minggu saat banyak pendaki yang mendaki. Kemiringan gunung ini tidak terjal sehingga dirasa lebih terasa menyenangkan dibandingkan dengan tanjakan jalan setapaknya gunung Singgalang. Jalan setapak yang jelas dan mudah diikuti, hutannya tidak begitu rapat.

Setelah melewati daerah hutan kita kembali menuju daerah yang agak terbuka dengan tumbuhan yang biasa terdapat didaerah ketinggian. Tumbuhan jenis rendah, termasuk vegetasi sub alpine. Dari daerah kita akan sampai didaerah yang terdiri dari pasir dan kerikil. Ini merupakan daerah terbuka dan mirip dengan kondisi di gunung Slamet Jawah Tengah.
Memasuki daerah puncak kita akan menjumpai daerah dataran lebar yang kehitam-hitaman yang dipenuhi oleh lubang-lubang seperti kepundan yang teah mati. dari sini perjalanan terus lurus dan mendaki ke arah puncak gunung Merapi yaitu puncak yang dikenal dengan nama puncak Merpati.
Perijinan
Perijinan untuk mendaki gunung ini tidak begitu sulit, gunung ini belum dikelola oleh taman nasional. Dari pengalaman terakhir highcamp web master mendaki gunung ini, pada waktu itu hanya perlu melapor ke kantor Polsek koto baru dengan menyerahkan photocopy KTP dan surat keterangan jalan (jika ada).
Tempat Menarik
Dikaki gunung ini terdapat didesa Koto Baru terdapat sebuah telaga kecil yang kelihatan jelas dari jalan raya Bukit Tinggi - Padang Panjang. Sedangkan di gunung Marapinya sendiri kita bisa menyaksikan beberapa buah kawah dipuncaknya. Jika anda punya waktu yang cukup luang sebaiknya anda mengunjungi desa Pandai Sikat yang letaknya tidak begitu jauh dari desa Koto Baru. Desa Pandai Sikat ini terkenal akan tenun ikat dan Ukiran kayunya.



sumber : Sumatra Global Adventure

Sabtu, 27 November 2010

Rute Pendakian Gunung Leuser - Aceh

Taman Nasional Gunung leuseur ( TNGL ) adalah salah satu hutan lindung yang ditetapkan sebagai taman yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Taman nasional ini terletak di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ( Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Timur dan Aceh Singkil ) dan Propinsi Sumatera Utara ( Kabupaten Langkat dan Karo ) dengan luas 80.000 hektar. Aceh menempati tiga perempat luas taman nasional tersebut. Secara spesifik kawasan gunung Leuser terdiri dari Suaka Margasatwa ( SM ) Kluit 20.000 ha, SM Gunung Leuser 416.500 ha, SM Kappi 142.800 ha, SM Langkat Selatan 82.985 ha, SM sikundur 60.000 ha, Taman Wisata Lawe Gura 9.200 ha, TW Sikundur 18.500 ha, dan hutan lindung serta hutan produksi terbatas seluas 292.707 ha.
Temperatur minimum di sana yaitu 21,1-27.5 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata 1.300-4.600 mm pertahun - pada musim kemarau curah hujan tidak lebih dari 100 mm/bulan dengan kelembaban nisbi 80-100%.

AKSES KE SANA
Dari terminal Pinang Baris - Medan, pendaki dapat naik bis berukuran besar seperti Garuda, Pinem atau selian menuju Kutacene yang berjarak 233 km, dengan memakan waktu kira-kira 10-12 jam. Dalam perjalanan tersebut pendaki akan melewati brastagi dan Kaban jahe. Kutacane merupakan ibukota Aceh Tenggara. Daerah ini membentang diantara jalan raya yang menghubungkan Banda Aceh dengan Bakingan, yang membentang sepanjang 508 km.
Selain melalui Medan, Kutacane juga dapat ditempuh melalui Banda Aceh dengan mengendarai Colt L-300. Selanjutnya dari kutacane naik angkutan lokal ( Loser, MArmas ) Jurusan Blangkajeren ke Desa Angusan, atau dapat mencarter langsung ke Desa Kedah Penosan.

PERIZINAN
Selain medan yang membahayakan, juga karena keadaan keamanan di NAD belum sepenuhnya stabil maka pendaki diharapkan mengurus segala perizinan mulai dari Pemda TK I,Kadit Sospol,Kapolres Aceh Tenggara,Basarnas di KKR Polonia Medan,TNGL Aceh Tenggara, Surat keterangan dari organisasi pendakian dan juga surat keterangan dokter.

PENDAKIAN
Telah banyak yang melakukan pendakian menuju Gunung Leuser. Berbagai Jalur Sudah Dirintis. Sekarang sudah terdapat 4 jalur yakni jalur Normal, meruakan jalur pertama yang dibuka oleh Wanadri. Jalur ini mengambil start dari Desa Kedah Penosan Kuta Panjang Aceh Tenggara. Tiga jalur lainnya terdapat pada pendakian Gunung Leuser melalui jalur selatan. Ketiga jalur tersebut yakni jalur Peulumat yang dibuka oleh UKM PA Leuser Unsyiah pada tahun 1994, yang startnya dimulai dari Desa Peulumat Kecamatan Labuhan Aceh Selatan, jalur Rika Vandayana yang dibuka pada tahun 1990.Perintisan jalur tersebut gagal dan hilang, karena saat rombingan menyebrangi Sungai Kerueng MEukek dilanda air bah, yang mengakibatkan tewasnya Rika Vandayana yang juga merupakan Anggota Wanadri. Beberapa waktu kemudain jalur ini dirintis kembali oleh tim putri Jeumpa pada tahun 1995 yang mengambil start dari Desa Jambo Papeun KEcamatan Meukek Aceh Selatan. Jalur ini kemudian diberi nama jalur Putri Jeumpa. dan jalur Manggeng yang dirintis oleh anggota gabungan Wanadri dan Brimob Polri pada bulan Mei 1994 melalui kecamatan Manggeng Aceh Selatan.


GREEN SINEBUK ( KEDAH ) - SIMPANG ANGKASAN
Dari jalur Kedah Aceh Tenggara, puncak gunung yang dituju tidak kelihatan berbeda dengan gunung-gunung lain yang ada di Jawa. Green Sinebuk merupakan pos terakhir berupa Bungalow yang berada pada ketinggian 1555 mdpl. Vegetasi di sekitar daerah ini merupakan daerah perkebunan masyarakat dan hutan herogen dengan keadaan alam yang berupa perbukitan dataran tinggi. Setiba di daerah ini pendaki akan diserbu oleh para guide yang memasang tarif antara Rp. 800.000 s/d Rp.1.000.000 per pendakian.
Disekitar area ini terdapat 7 etnis penduduk yang mendiami seputar ekosistem Leuser yaitu Gayo, Aceh, Melayu, Alas, Singkil, Karo dan Pakpak. Untuk menuju puncak gunung Leuser diperlukan waktu selama 9-10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik pendaki. Maka secara total pulang - pergi, pendakian memakan waktu kira -kira 14-16 hari. untuk mencapai puncak gunung Leuser pendai harus melewati 7 gunung lagi sebagai persyaratannya.
Hutan pertama yang ditemui kondisinya masih cukup rimbun dan berlumut yang menyebabkan jalan setapaknya sangat licin. karena lebatnya hutan di daerah ini, sinar mataharipu tidak samai ke tanah sehingga kelembabannya menjadi abadi. Menurut penduduk setmpat, daerah di sekitar ini terdapat " persimpangan siluman " yang merupakan sebuah persimpangan menuju perkebunan ilegal " perkebunan daun surga " yang di kelola oleh oknum - oknum tertentu. Disinyalir harimau Sumatra masih berkelian di sekitar daerah ini. dan di sepanjang jalan akan disajikan pemandangan hewan - hewan yang langka.
Menuju Simpang Angkasan diperlukan waktu normal pendakian 9-10 jam, itupun jika di dukung cuaca yang bersahabat.

SIMPANG ANGKASAN - JAMBUR
Simpang Angkasan terdapat disebuah pegunungan yang berada di ketinggian 1525 mdpl. Vegetasi di sekitar adalah hutan heterogen dan hutan yang telah hangus terbakar.Banyak terdapat jenis burung dan tumbuhan pemangsa binatang ( kantong semar ). Didaerah ini pendaki diwajibkan waspada karena terdapat percabangan lintasan yang cukup membingungkan. Untuk itu diperlukan Orientasi dan navigasi yang jitu dan tepat agar pendaki dapat meneruskan perjalanan menuju jambur. Lintasan menuju Jambur mulai nanjak dan berat dengan lebatnya vegetasi yang di dominasi oleh juluran pohon rotan. Diperlukan waktu 2-3 jam menuju JAmbur.

JAMBUR - PUNCAK ANGKASAN
Jambur merupakan sebuah pos pendakian yang berupa tanah terbuka dan disekitar terdapat genangan air yang dapat digunakan sebagai keperluan memasak bagi para pendaki. Untuk menuju puncak Angkasan diperlukan waktu 3-4 jam dengan lintasan yang tetap menanjak.

PUNCAK ANGKASAN - SIMPANG JI'IT
Puncak Angkasan berada pada ketinggian 2891 mdpl. Disini pendaki dapat menjumpai beberapa jenis fauna. Perjalanan kesana ditempuh dengan menyusuri sebuah punggungan yang berhutan sangat lebat. Perjalanan kira-kira memakan waktu 2-2.5 jam dengan panjang lintasan 3.4 km.
Simpang JI'IT biasa dikenal juga dengan simpang 21. Selepas area ini lintasan tetap landai. Sekitar 1 km kemudian pendaki akan memasuki area hutan kayu manis. Selanjutnya pendaki harus benar- benar kembali menentukan orientasi medan yang tepat karena lintasan banyak tertutup oleh semak. Untuk sampai lintasan Badak pendaki perlu menempuhnya selama 3.5 - 4 jam dengan lintasa menanjak.

LINTASAN BADAK - BELANG BEBEKE
Lintasan Badak merupakan area camp yang berada didekat Bukit Perpanji. Biasanya pendaki berada disini jika telah memasuki hari kelima. Setelah itu lintasan menuju Blangbeke sangatlah panjang yang memakan waktu pendakian 8-10 jam. Untuk itu pendaki dianjurkan menimbun logistik sebagai cadangan m,akanan saat turun kelak.
Medan menuju Blangbeke lebih terbuka dan banyak vegetsi semak perdu.

BLANGBEKE - KOLAM BADAK
Selepas area Blangbeke kondisi medan mulai memasuki daerah berhutan lebat dan pepohonannya diselimuti lumut tebal. Vegatasi sepanjang lintasan ini sangatlah beragam mulai dari pohon berbatang keras dan lebat hingga semak dan benalu yang menempel apada pepohonan besar tersebut. Namun sepanjang lintasan ini belum dapat ditemui edelweis. Selepas area tersebut pendaki akan menyebrangi tiga buah sungai kecil dan sangat jernih dan dingin, dan sebuah sungai yang cukup besar dengan luas penampang mencapai 10m, yang bernama sungai Alas 2 . sekitar 3 jam kemudian, pendaki akan tiba di Camp Kolam Badak.

KOLAM BADAK - BIPAK
Dinamakan kolam badak karena tempat ini sering digunakan berkubang oleh Badak-Badak Sumatera. Panorama disekitar kolam badak ini sangatlah indah bila cuaca cerah. Karena lokasinya sangat terbuka sehingga memungkinkan pendaki untuk menyaksikan area di kawasan bawah. selain itu di tempat ini juga terdapat genangan air yang menyerupai sebuah danau. Ditempat yang cukup terbuka dengan sinar matahari yang cukup ini pendaki dapat menyempatkan diri menjemur segala perlengkapan pendakian yang basah.
Selepas area kolam badak medan yang akan dilalui pendaki kembali menanjak dan sesekali menurun dengan pemandangan yang sangat indah. untuk mencapai Camp Bipak perlu waktu 5.5-6 jam.

BIPAK - BIPAK KALENG
Bipak kaleng merupakan sebuah pos yang berasal dari kata bivoak atau bivak. Tempat ini berada disebuah puncak bukit kecil yang tak bernama, biasanya pada hari ke 7 pendaki akan tiba disini. Puncak Leuser belumlah menampakan dirinya. Untuk sampai ke bipak kaleng memakan waktu selama 5-6 jam pendakian dengan medan yang hampir sama dengan sebelumnya, yakni naik turun melewati perbukitan dan lembah.

BIPAK KALENG - BIPAK BATU
Dinamakan bipak kaleng karena diarea ini terdapat bekas kaleng sisa makanan yang didrop dari helikopter kepada rombongan yang kehabisan perbekalan. untuk sampai ke bipak batu hanya memerlukan waktu 30-45 menit.

BIPAK BATU - PADANG SABANA
Dinamakan bipak batu karena di tempat ini banyak terdapat batu berserakan dengan dikelilingi vegetasi semak dan nyaris tidak terdapat pepohonan. Dari area ini puncak Gunung Leuser masih belum tampak. Selepas area ini lintasan landai dan tidak begitu menanjak. Ditengah pendakian dapat di temui sebuah sungai kecil yang membentang, airnya jernih. Untuk mencapai padang sabana diperlukan waktu 4-4.5 jam.

PADANG SABANA - PUNCAK LOSER
Padang sabana merupakan padang rumput yang sangat luas dan indah. Area ini dapat digunakan pendaki sebagai tempat summit attack untuk keesokan harinya menuju puncak Loser. Lintasan menuju puncak loser tidaklah begitu menanjak dan hanya membutuhkan waktu selama 1.5 jam.
Puncak Loser merupakan yang tertinggi dari puncak Leuser. Puncak ini mempunyai ketinggian 3404 mdpl, dan hanya berdampingan dengan puncak gunung Leuser yang merupakan rentetan Bukit Barisan yang memanjang di sepanjang pulau Sumatera.

Kemudian perjalanan dapat dilanjutkan menuju Puncak Leuser yang membutuhkan waktu pendakian 5-6 jam, dengan melewati beberapa punggungan. Setiba di Puncak Leuser pendaki dapat menyaksikan indahnya Taman Nasional Gunung Leuser yang berbukit -bukit bergelombang seluas 950.000 ha dan dihiasi oleh deburan ombak nun jauh di sisi selatan diantara kabut tipis yang melintas, yang menyadarkan betapa kecilnya umat manusia dibandingkan ciptaan Tuhan.

dari berbagai sumber

Reinhold Messner, Guru besar para pendaki

REINHOLD MESSNER, GURU BESAR PARA PENDAKI

Namanya memang tidak tampak Italiano, sehingga banyak orang mengira dirinya berasal dari Austria atau Jerman, tetapi Reinhold Messner ternyata adalah seorang Italiano sejati, dia lahir pada tanggal 17 September 1944, di sebuah desa yang dikelilingi pegunungan Dolomite, Tyrol, Italia Utara. Ayahnya Joseph Messner adalah seorang kepala sekolah di desa Vilnes yang terletak pada sebuah lembah di kawasan Tyrol, Italia Selatan. Mereka merupakan keluarga sederhana, sebagaimana penduduk lain di daerah mereka yang kebanyakan hidup sebagai petani dengan berbagai aneka khas kesederhanaan masyarakat desa. Tetapi ayah Reinhold Messner adalah seorang idealis, menurutnya kesederhanaan bukan berarti penghalang untuk menikmati hidup, dan mendaki gunung merupakan sarana bagi keluarga Messner untuk menikmati hidup, dimana setiap ada waktu, terutama pada saat libur sekolah, keluarga Messner menyempatkan diri untuk mendaki gunung.
Sejak kecil Reinhold Messner memang telah dididik dan diperkenalkan secara mendalam dengan jalanan terjal dan tebing-tebing tinggi pegunungan. Pada usia lima tahun, bersama adiknya yang bernama Gunther, Messner telah diajak mendaki oleh ayahnya di daerah Saas Rigais, sebuah daerah pegunungan di Alpen. Sebagaimana karakterisitik pegunugan Alpen yang harus didaki dengan banyak menggunakan teknik rock climbing, maka dapat dibayangkan jari-jari mungil Messner kecil sejak dini telah memegang batu-batu cadas pegunungan dan badannya telah merasakan bergelantungan di atas tebing yang tingginya ratusan meter. Di usia dininya itu Reinhold memang telah diasah untuk mengendalikan adrenalin dan mengelola rasa takutnya.

Semua pendaki mengetahui bahwa Reinhold Messner merupakan pendaki yang anti teori, "kegilaannya" ini telah dimulai sejak usia 14 tahun, saat dirinya menjajal Castiglioni Route yang dikenal sulit, tanpa menggunakan peralatan panjat, bahkan tidak menggunakan tali pengaman, artinya dirinya melakukan free soloing dalam mendaki rute yang terletak di Kleine-Ferda ini dan "kegilaannya" membuahkan hasil manis, saat dirinya berhasil mencapai puncak di rute ini. Keberhasilan Messner melewati rute sulit ini telah membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa mengatasi rasa takutnya dan menumbuhkan kepercayaan diri yang semakin tinggi.
Ketika masa usia sekolah telah dilaluinya dan Reinhold terdaftar sebagai mahasiswa jurusan arsitektur di Universitas Padua, hobinya untuk mendaki gunung tetap menggelora di dadanya, meskipun beban kuliah yang berat dengan tugas-tugas gambarnya dan ketiadaan gunung di kota kecil tempat tinggalnya. Kerinduan akan pendakian diaktualisasikannya dengan rajin memanjat bukit kapur di luar kota yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya.
Sekitar tahun 1970an, Reinhold meninggalkan profesinya sebagai seorang guru, bersama adiknya ia mulai mengukir sejarah dengan memulai ekspedisi menziarahi puncak-puncak 14 tertinggi di dunia. Dimulai dengan pendakian Nanga-Parbat (8.125 m) melalui sisi Rupal Pakistan yang merupakan rute tersulit di puncak itu. Keduanya berhasil mencapai atap Nanga Parbat, tetapi malang, dalam menuruni puncak ini, Gunther Messner, sang adik, tersapu longsoran salju saat badai salju menyerang mereka. Kejadian ini sangat memukul Reinhold, sehingga membuatnya cukup trauma setelah kejadian itu. Tetapi keinginannya mencetak sejarah dengan menggapai puncak-puncak 14 membuat dirinya terpanggil untuk kembali melakukan pendakian.
Tahun 1972, Reinhold mendaki puncak Manaslu (8.163 m) lewat jalur Nepal dan di tahun ini pula dia tertantang untuk mendaki Cho Oyu (8.201 m), kemudian pada tahun 1974, puncak Makalu (8.462 m) berhasil digapainya. Pada akhirnya mekkah-nya para pendaki yang merupakan impian para petualang sejati, puncak Everest (8.848 m), berhasil diziarahinya pada tanggal 8 Mei 1978 dengan jalur south-east ridge, sebuah jalur yang paling banyak diserbu para pendaki Everest, bersama tim Australia dibawah pimpinan Wolfgang Nairz, yang mengundangnya sebagai salah satu staf ahli ekspedisi. Tetapi berbeda dengan para pendaki tim ini yang menggunakan tabung oksigen sebagai salah satu safety equipment, Reinhold Messner menciptakan sensasi bersama rekannya Peter Habeler dengan menolak menggunakannya dan bersikeras mereka akan tetap berhasil mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen, dan memang terbukti.
Puncak tertinggi kedua di dunia, K2, atau sering pula disebut sebagai puncak Godwin-Austen (8.611 m) berhasil diziarahinya pada tahun 1979. Puncak Shisapangma (8.047 m) di Tibet berhasil digapainya pada tahun 1981 dan tahun 1982, dia mendaki Broad Peak (8.047 m), diteruskan dengan mendaki Gasherbaum II (8.035 m) dan Kanchengjunga (8.586 m). Gasherbaum I (8.068 m ) juga dapat didakinya pada tahun 1984, menyusul kemudian Annapurna (8.091 m) dan Dhaulagiri (8.167 m) di Nepal. Dan akhirnya seluruh puncak 14 berhasil didakinya saat Reinhold Messner menjejakkan kakinya di puncak Lhotse (8.586 m) pada tanggal 16 Oktober 1986, hanya 20 hari setelah dia kembali dari puncak Makalu yang kedua kalinya dan menjadikannya sebagai satu-satunya pendaki yang berhasil mendaki seluruh puncak-puncak tertinggi di dunia (puncak 14).

Prestasi Reinhold Messner lainnya
Sebagaimana dikenal dunia, Reinhold Messner merupakan pendaki yang anti-teori, dia melakukan pendakian di pegunungan yang tingginya di atas 6.000 m dengan menerapkan Alpine Tactic dan menganggap bahwa aklimatisasi tidak perlu dilakukan lama, cukup melakukan sekali pendakian dan apabila tiba di base terakhir langsung melakukan summit attack. Dia juga mengesampingkan VO2 Max seseorang dalam mempengaruhi pendakian. Semua ini dibuktikan dengan digapainya puncak Everest seorang diri tanpa sherpa dan dengan mempergunakan teknik pendakian Alpine Tactic serta tanpa bantuan tabung oksigen di zona kematian (death zone) pada tanggal 20 Agusus 1980, yang merupakan pendakian keduanya tanpa oksigen di Everest. Satu hal yang lebih mengagumkan lagi sekaligus mengharumkan namanya, dalam pendakian kedua kalinya ke Everest ini, Reihold menciptakan jalur baru yang merupakan jalur kedelapan dalam upayanya menziarahi Everest, yaitu dari jalur utama North Col melalui North Face dan akhirnya summit attack melewati Norton Couloir.

Penutup
Jika Alexander III dari Macedonia digelari Alexander Agung karena keberhasilannya mengalahkan begitu banyak bangsa, dan terkadang dilakukan dengan melakukan ekspedisi besar yang tak masuk akal dan dapat dinilai sebagai ekspedisi gagal, seperti yang dilakukannya pada sekitar 327 SM, dimana dia memilih puncak Hindu Kush yang mempunyai ketinggian 5.500 m sebagai jalan untuk menyerbu India, atau melewati puncak-puncak pegunungan Alpen yang ganas dalam upayanya menaklukan Eropa, merupakan sebuah alternatif ekspedisi yang tidak memungkinkan dan tidak masuk akal, karena kedua daerah ini adalah daerah yang berbahaya dengan perbukitan terjal serta bersalju, ditambah udara dingin yang menyengat tulang, maka Reinhold Messner merupakan Syeikh-nya pendaki gunung dengan keberhasilannya sebagai satu-satunya orang yang telah 18 kali menggapai 14 puncak tertinggi di dunia, dengan cara-cara sulit dan tak masuk akal, yang sering disebut oleh para ahli sebagai ekspedisi bunuh diri.
Tetapi pada dasarnya, kegemarannya mendaki gunung dilakukan karena Reinhold Messner memang mencintainya, sehingga berbagai puncak lain yang ada di dunia juga disambanginya, seperti : Cartensz Pyramid, Papua, yang didatanginya dua kali pada tahun 1971 atau gunung-gunung lain di belahan dunia lain yang ketinggiannya jauh berada di bawahnya (the Seven Summits). Hal ini merupakan satu learning point yang dapat dipetik bahwa kunci keberhasilan seorang penampil kekuatan terletak pada kecintaannya terhadap apa yang benar-benar ingin mereka kerjakan. Reinhold Messner yang dapat dikategorikan sebagai seorang penampil kekuatan, telah memilih takdirnya sebagai seorang pendaki, dia belajar untuk mencintai kegiatannya dan dia suka cita melakukannya, karena dengan sadar dia telah menetapkan pilihannya, sehingga dia tidak membiarkan orang lain memanipulasi atau merendahkan dirinya untuk menghentikan langkahnya dalam mewujudkan impiannya.

Daftar Pustaka :
- DR. Nasir Tamara Dkk, Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan, Jakarta : 1998
- Lorus J. Milne dan Margery Milne, Gunung, Tiara Pustaka : 1983
- Roger Dawson, The 13 Secret of Power Performance, Prenhallindo : 1997
- Hai, Edisi XIV Oktober 1990 dan XV April 1991

Penulis : Khumaidi Tohar
Organisasi : KMPA Eka Citra UNJ
Alamat : Jl. Mabes Hankam Gg. Sawo No. 50
Rt. 001 / Rw. 005, Kel. Setu
Jakarta Timur 13880



Tips Mencegah

TIPS MENCEGAH HYPOTHERMIA

Beberapa hari belakangan ini, komunitas pendaki gunung Indonesia kembali kehilangan beberapa anggotanya. Sebagian besar dari mereka meninggal karena kurangnya persiapan, baik alat maupun bekal. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.

Berikut ini kami sampaikan tulisan tentang tips mencegah hypothermia, yang diambil dari http://ambarbriastuti.blogspot.com/2008/02/tips-mencegah hyphothermia.html. Semoga bermanfaat.

Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.

Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :

1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua.

2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.

Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi
Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar
koleksi pribadi)

3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.

4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.

5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.

6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan. Harganya USD$3.95 sangat ringan. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. Tapi agak mahalan US$33, ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.

7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh
kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk. Harganya agak mahal, sekitar US$68 untuk 40 plester. Ada juga yang dijual eceran. Seingat saya di Toko Outdoor Singapura ada yang jual (atau saya beli di tempat lain, maaf).

Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.

Sumber : eiger blog & http://ambarbriastuti.blogspot.com/2008/02/tips-mencegah-hyphothermia.html


Perlengkapan Perjalanan

PERLENGKAPAN PERJALANAN
Terdiri dari :
1. Perlengkapan Dasar
2. Perlengkapan Tambahan
3. Perlengkapan Khusus

PERLENGKAPAN DASAR, diantaranya adalah : sepatu, kaos kaki, celana dan pakaian jalan, jas hujan / rain coat, topi lapangan, sarung tangan, ikat pinggang, rucksack / carrier / ransel, kantung tidur / sleeping bag, matras / alas tidur, peralatan navigasi, senter, peluit dan pisau.
Dalam memilih perlengkapan dasar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1.Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
-Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
-Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
-Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
-Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.

2. Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin

Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.

3. Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat

Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.

4. Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering

Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.

5.Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.

6.Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek

Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.

7. Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita

Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.

8.Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.

9. Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.

10.Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.

11.Matras / Alas Tidur, sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.

12.Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.

13.Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.

14.Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.

15.Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.

PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Perlengkapan ini walaupun bukan hal penting, namun ada baiknya juga kita membawanya untuk menambah kenyamanan dalam perjalanan kita.

1. Putis, yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun / wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis ini untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam melakukan perjalanan panjang.
2.Gaiters (Sarung anti pacet), semacam sarung yang biasanya dibuat dari kain tipis, setinggi lutut sebelah atas, ujungnya bertali seperti sarung bantal. Banyak di pakai oleh pekerja kayu / perintis yang banyak melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet / lintahnya.
Sekarang ini sudah banyak gaiters yang di jual di toko-toko, tinggal kita pilih mana yang kita sukai sesuai dengan keuangan kita tentunya.
3.Kelambu, untuk perjalanan yang banyak melewati rawa-rawa, ada baiknya apabila kita membekali diri kita dengan kelambu untuk menambah kenyamanan perjalanan kita.
4.Kupluk (balaclava), untuk menambah nyenyak tidur dan terhindar dari gigitan serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es) fungsinya menjadi penting guna melindungi muka dan telinga dari pengaruh cuaca dingin.
5.Semir sepatu, terutama bagi pengguna / pemakai sepatu TNI, sebagai pemeliharaan supaya sepatu tetap lemas dan lentur. Tetapi semir sepatu ini bisa diganti dengan campuran minyak kelapa dan bawang merah.
6.Ikat kepala / kacu segitiga / bandana, kegunaannya sangat banyak, diantaranya bisa untuk menghapus keringat, sebagai tutup kepala atau telinga, dan bisa juga untuk membalut.

Perlengkapan pribadi lainnya
-Jarum, benang, kancing dan obat-obatan
-Tali sepatu cadangan, semir sepatu (bagi sepatu TNI), tali tubuh (webbing)
-Handuk, sikat gigi, sabun dan celana dalam
dll

Perlengkapan masak, terdiri dari :
-Alat masak lapangan (nesting, dll)
-Alat bantu makanan lainnya (sendok, garpu, dll)
-Alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus, dll)
-Kantung air / tempat air

PERLENGKAPAN KHUSUS
1.CLIMBING (pemanjatan tebing) :
-Tali statis / dinamis
-Harness
-Helm
-Carabineers
-Sling standar dan prusik sling
-Chock
-Piton
-Ascendeur
-dll

2.ORAD (olahraga arus deras) :
-Perahu
-Kano / kayak
-Perahu karet
-Dayung
-Pelampung
-Helm
-Tali pengaman
-Pompa
-dll

3.CAVING (penelusuran gua) :
-Helm
-Headlamp / senter
-Harness
-Tangga baja / ladder
-Sepatu karet
-Carabineer
-Ascendeur
-dll

(EIGER Adventure Training & Education)


Panduan Singkat Perjalanan / Pendakian

PERJALANAN / PENDAKIAN

Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.

JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :

1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.

2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.

Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.

4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.

Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.

PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.

(Sumber : Buku Panduan Pedoman Mendaki Gunung & Penjelajahan Rimba/EAT&E EAST 2003)


Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing
————————————————————————————
1492
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), di kawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.

————————————————————————————
1623
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat “….. pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !” di pedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.

————————————————————————————
1624
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass = pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan Tibet.

————————————————————————————
1760
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.

————————————————————————————
1786
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153 m), tahun 1778.

————————————————————————————
1830
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di India.

————————————————————————————
1852
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet). Belakangan ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.

————————————————————————————
1854
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga.

————————————————————————————
1857
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.

————————————————————————————
1858
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.

————————————————————————————
1865
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.

————————————————————————————
1874
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.

————————————————————————————
1878
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.

———————————————————————————
1883
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).

————————————————————————————
1895
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.

————————————————————————————
1899
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.

————————————————————————————
1902
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.

————————————————————————————
1907
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.

———————————————————————————
1909
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.

————————————————————————————
1910
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran.

————————————————————————————
1912
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.

————————————————————————————
1921
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi Tibet.

————————————————————————————
1922
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur laut.

————————————————————————————
1924
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.

———————————————————————————
1931
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.

————————————————————————————
1932
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini.

————————————————————————————
1933
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.

————————————————————————————
1936
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.

————————————————————————————
1937
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya panjat es modern.

————————————————————————————
1938
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .

————————————————————————————
1941
Ekspedisi Archbold ‘menemukan’ Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.

————————————————————————————
1949
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.

————————————————————————————
1950
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada ‘hukum’ bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.

————————————————————————————
1951
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall.

Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.

————————————————————————————
1952
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam!

————————————————————————————
1953
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.

————————————————————————————
1954
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.

————————————————————————————
1955
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.

————————————————————————————
1956
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya.

————————————————————————————
1957
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.

————————————————————————————
1958
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.

————————————————————————————
1960
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing.

Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.

Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.

———————————————————————————
1961
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.

———————————————————————————
1962
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple.
Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.

———————————————————————————
1963
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari.

Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d’Angle di Mont Blanc. Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.

———————————————————————————
1964
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884 m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.

———————————————————————————
1965
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat ‘ditonton’ orang banyak.
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.

———————————————————————————
1967
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing.
Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.

———————————————————————————
1968
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (Ji Irian. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.

———————————————————————————
1969
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari.

Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di Eiger.

Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat dan 500.000 walkers, di Inggris saja.

Nomer perdana majalah ‘Mountain’ beredar, menjadi media pendaki gunung dan pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini.

Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya, dengan beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik kelompok-kelompok kecil dari luar ‘main-main’ di Himalaya dengan mudah dan murah.

Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.

———————————————————————————
1970
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis.

Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker’s Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pljakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik.

Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar ‘hura-hura di tebing’. Tak lagi memadai semboyan ‘best training for climber is climbing’, apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut.

——————————————————————————
1971
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.

———————————————————————————
1972
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.

——————————————————————————
1974
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.

——————————————————————————
1975
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut.

Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil. Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat ‘hijau’, yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.

———————————————————————————
1976
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.

———————————————————————————
1977
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.

Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, ‘ekspedisi berdikari’. Yang pro mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.

——————————————————————————
1978
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya.

Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.

Dua pendaki Mapala UI, di antaranya Hadidjojo, menjajaki base camp Everest dari sisi selatan.

———————————————————————————
1979
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.

———————————————————————————
1980
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.

Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya, kikan tinggi sampah menumpuk di sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin deras mengalir ke sana. Tapi siapa yang tambah kaya?

———————————————————————————
1981
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.

———————————————————————————
1982
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss.

Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia.

———————————————————————————
1984
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya, Gendon Bandono, bersama Ahmad Rizali dari Mapala UI berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.

Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.

———————————————————————————
1985
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.

———————————————————————————
1986
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi Selatan.

Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur.

Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara.

Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman.

Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oteh TVRI.

Patrick Morrow, pendaki dan fotografer Kanada yang kelak mempopulerkan ide mendaki Seven Summits, mendaki Carstensz Pyramid bersama Adiseno dari Mapala UI. Ini puncak terakhir dari rangkaian Seven Summits yang didaki Pat Morrow.

Di tempat lain, milyuner asal Texas bernama Dick Bass juga merintis Seven Summits dalam versi berbeda. Dia menganggap Kosciusko (2230 m) di Australia sebagai bagian dari Seven Summits, bukannya Carstesz Pyramid.

Tahun ini pula, bersamaan dengan EXPO di Vancouver, Kanada, Pat Morrow menemani Norman Edwin, Adiseno, dan Tituz Pramono dari Mapala UI untuk memanjat puncak granit Bugaboo Spire (3186 m), salah satu puncak terpopuler Kanada yang terletak di kawasan British Columbia.

Mapala UI berlatih di Carstensz dengan ketuanya Adi Seno. Kelak, Mapala UI meneruskan tradisi latihan di Carstensz ini nyaris secara reguler. Beberapa tim yang datang ke sana antara lain dipimpin Handiman Rico (Koko), lalu oleh tim yang dipimpin Aloysius Febrian (Dedi).

———————————————————————————
1987
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.

Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat.

Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.

Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal. Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda).

Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) di Garhwal Himalaya, India.

Adi Seno: “Vasuki Parbat merupakan seri pertama ekspedisi atas biaya Sampoerna yang didapat oleh Wanadri. Dari Mapala UI ada dua orang yang ikut, saya dan Rudi Badil (Kompas). Saya ke base camp mereka dan terus ikut naik sampai Camp III, di mana akhirnya Ogun dkk mencoba ke puncak tapi gagal karena tali habis dan badai datang. Kita semua pulang bareng dgn selamat.?

Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Bali.

——————————————————————————
1988
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.

Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird, Utah, AS.

Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.

Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.

Lomba panjat ‘tebing buatan’ pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.

Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse (6189 m), tanpa bantuan sherpa.

Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.

Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).

Mapala Ul mendaki Chimborazo (6267 m) dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes, Ekuador (Amerika Selatan). Anggota tim adalah Adi Seno (ketua ekspedisi), Tantyo Bangun, alm. Didiek Samsu, Aloysius Febrian (Dedi), dan Setyo Ramadi.

—————————————————————————
1989
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.

Tim Panjat Tebing Yogyakrta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya.

Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking.
Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat.

Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.

Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.

Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.

Mapala Ul bikin dua ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska.

Yang mencapai puncak Mount Cook adalah Sugiono Soetedjo (ketua ekspedisi), Umar Farouk, dan satu pendaki lagi. Sementara Diah Bisono dan Keplek menunggu dan lantas bertemu pendaki sekaligus pemandu terkemuka, Eric Simondson.

Nama yang terakhir ini orang AS, yang di lain kesempatan menemani Gunawan Ahmad (Ogun) dari Wanadri dalam Ekspedisi Khancenjunga di Himalaya. Eric pula yang di akhir ‘90-an menemukan jenazah George Mallory di Everest. Di McKinley, keempat pendaki Mapala UI mencapai puncak: Sugiono Soetedjo, alm. Didiek Samsu, Alloysius Febrian, dan alm. Norman Edwin.

Empat anggota Wanadri termasuk Ogun mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya. Tajuknya saat itu Ekspedisi Sampoerna.

Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat).

Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.

———————————————————————————
1990
Mapala UI menggelar ekspedisi dan berhasil mencapai puncak ke Mt. Elbrus (5642 m) di Pegunungan Kaukasus, Georgia. Ini rangkaian dari program Seven Summits setelah Carstensz Pyramid, Kilimanjaro, dan McKinley. Keempat anggota tim adalah Norman Edwin, Didiek Samsu, Alloysius Febrian, dan Sugiono Soetedjo. Setelah Elbrus, tiga puncak lagi yang disasar adalah Aconcagua, Vinsson Masif, dan Everest.

Di Carstensz, Didiek Samsu dari Mapala UI mencetak rekor tercepat sampai saat itu. Base Camp di Lembah Danau-Danau ke puncak ditempuhnya dalam 10 jam. Didiek mendaki Carstensz menemani pendaki Belanda yang mengejar Seven Summits, Ronald Naar.

Trupala SMA 6 Jakarta melakukan expdisi untuk mendaki Makalu (8463m), Himalaya dan merupakan Team dari Indonesia yang pertama kali mencoba mendaki di pegunungan Himalaya dengan ketiinggian diatas 8000m. (Informasi dari Tumbur H.P. Nainggolan, anggota Tim Pendakian dari Trupala SMA 6 Jakarta)

Seperti yg tertulis di American Alpine Journal, 1991, Vol. 33:(page 215)

Makalu, lndonesian Attempt. Our expedition attempted the normal northwest ridge. The climbers were Irawan Ari Muladi, Bambang Setio Reharjo,Tumbur H.P. Nainggolan, Iskandar, Dedi Agus Indra Setiawan, Rachmat Rukmantara and I as leader. We left Kathmandu for Hille by bus on May 9 and trekked to Base Camp at 5300 meters, arriving on May 23. We established Camps I, II and III at 6100,670O and 7400 meters on May 24, 25 and 26. Our high point of 7800 meters was reached by one member and a Sherpa on May 31. We abandoned the attempt then because that was the last day of our permit.
TAUFIK AFRIANSYAH, Trupala, Indonesia

Informasi ini bisa di download di sini.

———————————————————————————
1991
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.

Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.

———————————————————————————
1992
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas diterjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina. Tiga anggota tim lainnya adalah Rudi Nurcahyo, Fayez, dan Dian Hapsari.

Beberapa waktu kemudian, dua anggota Mapala UI menyelesaikan pendakian Aconcagua yaitu Ripto Mulyono dan Tantyo Bangun. Seven Summits ke-5 untuk Mapala UI. Tinggal dua yang belum: Everest dan Vinson Massif.

Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.

Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.

Adi Seno dan Budi Cahyono ke Carstensz tahun 1992 bulan Mei. Bertemu dua pemanjat dari Eropa Timur.
Adi Seno: “Saat turun Budi memungut helm mereka, karena helm mereka Petzl, mahal banget. Saya jatuhkan di puncak Carstensz ketika dipakai untuk menggali snow hole. Kita bermalam di puncak. Saya punya foto Budi di puncak ketika tiba malam, dia yang simpan. Teman-teman dari Wanadri, Jojo teman saya ke Vasuki Parbat tahun 1987 (Juni) tidak percaya saya sampai di atas sana.�?

“Kami manjat dua hari. Hari pertama kemah di teras besar. Hari kedua sampai di puncak pukul 18.00 waktu setempat. Bermalam karena jalan turun lewat rute normal yang saya pernah lewati dua kali sebelumnya (1984 dan 1986) tidak terlihat. Besoknya kita turun rapelling dan meninggalkan anchor di puncak tali. Sebuah webbing kuning, (mustinya Agung, Zainal, Rully dkk lihat karena selanjutnya mereka yang ke puncak).

Rute tersebut di pesawat pulang ke Jakarta disepakati oleh Budi Cahyono, atas usul saya, untuk dinamai rute Norman Edwin yang tahun itu meninggal di Aconcagua. Ini mencontoh rute sulit di Eiger yang diberi nama pendaki Amerika terkemuka, yang tewas saat mencoba membuat rute. Cerita ini ada di TRAS edisi tahun 1993.�?

———————————————————————————
1993
Mapala UI berekspedisi dan berlatih untuk kesekian kali ke Carstensz. Satu tim (Zainal, Agung, Rully) membuat jalur direct, memanjat Carstensz Pyramid dan kelak jalur ini diberi nama Didiek Samsu. Satu tim lagi (Sapto, Hariyono, Cholik, dll) mendaki lewat rute normal. Tim pimpinan M. Fayez ini juga mendaki puncak-puncak lain di kawasan itu, sekaligus melakukan penelitian terhadap fungsi faal manusia di ketinggian, melibatkan unsur medis dari Jakarta.

Bulan Desember, Adi Seno dan Diah Bisono berusaha ke Mount Cook lewat jalur pendakian pertama. Tapi lantas memustuskan kembali setibanya di gletser.

———————————————————————————
1994
Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing-tebing di Trenggalek dan Pacitan.

———————————————————————————
1995
Adi Seno bersama Patrick dan Baiba Morrow mendaki 21 gunung di atas ketinggian 3000 meter di Jepang. Mereka menyeberangi Pulau Honsyu dari Laut Jepang sampai Laut Pasifik sambil mendaki marathon.

———————————————————————————
1996
Dua guide profesional, Scott Fischer dari San Francisco (AS) dan Rob Hall dari Selandia Baru tewas saat terjadi musibah di Everest. Jon Krakauer, anggota tim yang juga reporter Majalah Outside, menuliskan tragedi ini ke dalam buku yang lantas menjadi best seller, Into Thin Air, dan juga difilmkan.

Mapala UI sekali lagi menyatroni Trenggalek, Jawa Timur. Kali ini giliran Watu Lingga yang batuan andhesit-nya rapuh.

Para pemanjat di acara Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pencinta Alam Indonesia (TWKM) membuat beberapa jalur sport climbing di Tebing Lazila, Buton (Sulawesi Tenggara).

———————————————————————————
1997
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya. Banyak pihak yang meragukan kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu.

Pratu Asmujiono anggota pendaki dari Kopassus menjadi orang pertama Indonesia yang menjejakkan kakinya di puncak tertinggi Himalaya, Everest. Asmujiono berangkat bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang merupakan gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya. Tiga pendaki Mapala UI terlibat dalam ekspedisi ini. Rudi Nurcahyo mendaki dari sisi selatan, Ripto Mulyono dari sisi utara, dan ada pula Adiseno.

Ekspedisi Putri Mapala UI merampungkan pemanjatan Bambapuang di Sulawesi Selatan. Anggotanya adalah Andi Purnomowati, Maya, Nadira, Dian, dan Ita.

———————————————————————————
1999
Tebing Lawe di Banjarnegara (Jawa Tengah) dipanjat oleh Mapala UI.

———————————————————————————
2002
Tebing Dolok Simarsolpa di Sumatera Utara dipanjat oleh beberapa anggota Mapala UI dan KOMPAS USU dalam sebuah Ekspedisi Gabungan. Simarsolpa berbatu andhesit setinggi 250 meter.

Anatoly Boukreev, seorang mountaineer berkebangsaan Rusia yang terkemuka di Himalaya, konsultan pada Ekspedisi Indonesia ke Everest pada tahun 1997, tewas tertimpa avalanche di Annapurna.

———————————————————————————
2003
Ekspedisi Mapala UI memanjat tebing Gunung Krakatau di Selat Sunda. Sekitar tahun ini pula Mapala UI merintis jalur baru untuk mendaki puncak Gunung Raung (Jawa Timur) yang sesungguhnya. Di Jawa Barat, tebing Sela-Rumpang di Taman Nasional Gede Pangrango dijajal oleh beberapa pemanjat Mapala UI dengan izin khusus.

Ekspedisi Aranyacala Trisakti ke Mount Cook di Selandia Baru gagal pada percobaan pertama. Sembilan pendaki diselamatkan oleh SAR setempat.

———————————————————————————
2004
Patrick Berhault meninggal jatuh di Dom, puncak tertinggi Swiss, dalam rangka memanjat semua tebing gunung 4000 meter di Alp. Rencananya selama tiga bulan dia manjat semua 4000 meter, dan jika berhasil di DOm itu berarti puncak yang ke-65!

Kejadiannya 29 April. Berhault pernah manjat di Indonesia bersama Corinne Labrun. Dia juga yang ikut membangunkan FPTGI, cikal bakal FPTI.


sumber : LPDN 1990 & mapala UI, dll