Jumat, 24 Desember 2010

Etika Pendaki Gunung

Kegiatan seorang pecinta alam tidak terpisahkan dari lingkungan karena sebagian besar atau bahkan seluruh kegiatan pecinta alam berkaitan dengan lingkungan baik itu lingkungan hutan, gunung, gua, sungai, tebing dan lain-lain. Kegiatan tersebut merupakan wujud kedekatan seseorang dengan alam yang dicintainya.

Kegiatan kepecintaalaman tersebut pada masa sekarang ini merupakan suatu kegiatan yang cukup populer sehingga banyak orang yang ikut serta dan turut menggemarinya. Akan tetapi sekedar gemar saja tidak cukup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kejadian semakin rusaknya alam akibat dari kegiatan yang mengatasnamakan kecintaannya terhadap alam dan juga terjadinya peristiwa-peristiwa kecelakaan pada saat kegiatan tersebut dilaksanakan, seperti misalnya pendakian gunung, penelusuran gua, arung jeram, panjat tebing dan lain-lain.

Kecelakaan ini bukanlah disebabkan alam yang kejam dan tidak terkuasai, tetapi lebih banyak tergantung pada para pecinta alam itu sendiri.

Demikianlah, kecintaalam tidak hanya menuntut minat dan semangat, namun juga yang terpenting adalah pengetahuan tentang alam dan lingkungannya, keter yang berupa perjalanan alam bebas atau ekspedisi tersebut, seorang pecinta alam harus membekali diri. Bekal tersebut berupa :

1. Mental. Seorang pecinta alam harus tabah menghadapi berbagai kesulitan di alam terbuka tidak mudah putus asa, dan berani. Berani dalam arti sanggup menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan kemudian mengatasinya dengan cara bijaksana dan benar mengakui keterbatasan kemampuan yang dimilikinya.

2. Teknik hidup alam bebas. Meliputi tali temali, PPPK, Metoda komunikasi, perkemahan dan bivak, Navigasi Darat, Survival, Mountaineering, Penelusuran Gua, Penelusuran Sungai dan SAR.

3. Fisik yang memadai. Karena kegiatan kepecintaalaman termasuk olahraga yang cukup berat dan seringkali tergantung kepada kemampuan fisik, maka setiap pecinta alam harus memiliki kemampuan fisik yang cukup kuat untuk menghadapi dan melaksanakan setiap kegiatan tersebut.

4. Etika. Seorang pecinta alam adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku. Dalam setiap tindakan, seorang pecinta alam diharapkan menghargai kaidah, hukum dan norma masyarakat itu. Demikian sehingga terdapat kode etik pecinta alam yang akan memberikan pedoman sikap pecinta alam.

5. Kesadaran konservasi. Dengan memiliki bekal ini, seorang pecinta alam seharusnya sadar bahwa alam bukan hanya untuk dimanfaatkan demi kepentingan pribadi. Tetapi lebih dari itu, dia dituntut untuk mengutamakan perlindungan dan pelestariannya.

Etika Berkelana di Rimba Raya

Lokasi rimba raya yang menjadi sasaran kegiatan berkelana biasanya jauh dari tempat pemukiman. Rimba raya di Indonesia terwujud dalam berbagai bentuk ekosistem. Diantaranya adalah ekosistem hutan pegunungan, hutan berbukit-bukit, hutan dataran rendah, hutan savana, hutan pantai dan hutan tanah gambut. Sebaiknya kita tidak melakanakan perjalanan tanpa tujuan yang jelas dan persiapan perencanaan yang memadai. Agar rencana perjalanan berjalan dengan lancar, selamat dan sukses, terlebih dahulu harus diketahui hal-hal yang boleh dilakukan, hal-hal yang tidak boleh dilakukan, kemungkinan yang akan dihadapi, tindakan pada waktu tersesat, perlengkapan yang harus dibawa dan lain-lain.

Pengelana yang bertanggung jawab tidak akan melakukan :

· Menyalakan api secara tidak dikendalikan yang dapat menyebabkan kebakaran hutan

· Merusak tanda-tanda di lapangan, baik tanda-tanda lalu lintas, tanda larangan dan penjelasan tentang obyek-obyek

· Tidak merusak sarana dan prasarana wisata yang ada

· Tidak mengganggu unsur-unsur habitat dan satwa khas yang ada

· Tidak melakukan keisengan-keisengan yang dapat menyusahkan/mencelakakan orang lain (memasang petasan, jebakan dan lain-lain)

· Tidak membuat corat-coret pada pohon-pohon dan batu-batuan

· Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang kurang terpuji (menurut norma agama dan adat istiadat)

· Tidak membuang sampah sembarangan, sedapat mungkin dibawa pulang

· Tidak melakukan perburuan satwa, apalagi yang dilindungi

· Tidak merusak tumbuhan dan batuan dengan coretan cat atau menorehnya dengan pisau

· Kurangi sedapat mungkin penebangan/pemotongan pohon dan belukar

· Pada keadaan darurat (tersesat, kecelakaan, perbekalan habis, dan lain-lain) jangan panik. Lakukan prosedur-prosedur yang diperlukan dan cari pertolongan secepatnya

Etika dalam Mendaki Gunung

Ketika anda memutuskan untuk melakukan perjalanan menuju sebuah gunung, tentu anda seharusnya mempersiapkan segala sesuatunya secara matang, baik personil, logistik, perlengkapan maupun pengetahuan medan.

Ketika anda merencanakan untuk menaiki sebuah gunung yang cukup sulit, tentu anda juga akan menyiapkan tim yang ideal dan solid menurut anda, dan anda tahu betul kemampuannya. Perbekalan dan peralatan yang cukup juga situasi medan dan route yang akan anda lalui, kemudian anda siap untuk melakukan perjalanan.

Bahaya tentu saja akan selalu ada baik itu dari anda dan tim anda yang menyangkut kesiapan perlengkapan dan peralatan tim maupun pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki tim dalam melakukan perjalanan. Bahaya dari luar akan selalu ada, tergantung kesiapan tim dan kesolidan tim dalam menghadapinya.

Mental akan sangat berpengaruh dalam perjalanan anda. Sejauh mana kemampuan leader dalam memimpin tim dan respect tim terhadap leader dengan segala keputusannya. Bagaimana sesama anggota tim saling mendukung dan membantu satu sama lain.

Demi keselamatan pengunjung dan kelestarian alam, pendaki hendaknya mematuhi kewajiban sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan pendakian, calon pendaki diwajibkan melapor ke pos jaga terkahir, untuk dilihat apakah persyaratan pendakian telah dipenuhi atau belum

2. Pendaki juga diwajibkan melapor ke perangkat desa (terakhir) di rute perjalanan

3. Setelah pendakian, pendaki diwajibkan lapor ke pemberi ijin, untuk memastikan ada tidaknya pendaki yang telambat turun

4. Pendaki diwajibkan memperhatikan kebiasaan dan adat istiadat setempat (pakaian, hal-hal yang ditabukan dan lain-lain)

5. Bila terjadi musibah agar segera ke pos kehutanan dan atau aparat pemerintah setempat

6. Yakinkan bahwa bekas api unggun telah benar-benar padam sebelum ditinggalkan

7. Pendaki agar mempunyai asuransi kecelakaan diri

8. Larangan

Untuk berhasilnya suatu pendakian, agar diperhatikan larangan-larangan sebagai berikut:

· Dilarang keras membawa obor sebagai alat penerangan (pada pendakian malam hari), agar tercegah kebakaran. Sebagai gantinya dapat digunakan senter

· Dilarang membuang benda yang mengandung api (misalnya puntung rokok) selama pendakian

· Dilarang mempergunakan kayu untuk keperluan apapun (api unggun, masak, tongkat)

· Dilarang mengambil tumbuhan dan binatang, telur atau sarang apapun, terutama bila gunung yang didaki termasuk kawasan konservasi (cagar alam, taman nasional)

· Dilarang membuat kegaduhan (berbicara keras, membunyikan alat musik) yang dapat mengganggu kehidupan satwa dan pendaki lain

· Dilarang membuang sampah apapun (kertas, plastik, kaleng). Benda-benda tersebut harus diangkut kembali ke bawah

· Dilarang mencemari lingkungan, termasuk mencoret-coret batu, kulit/akar/daun pohon

· Dilarang melakukan tindakan apapun yang dapat mengganggu keaslian alam.

sumber : para pendaki gunung

Rabu, 22 Desember 2010

Aneh, Danau Berwarna Merah di Pagaralam

Warga Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Sabtu (4/12/2010), menemukan danau yang permukaan airnya berwarna merah dengan luas 6 hektar di perbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare.
Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau dalam waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan.






"Kami bersama rombongan 21 orang, termasuk dua paranormal, melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi dengan menelusuri tebing, hutan, dan perbukitan selama dua hari baru sampai di lokasi danau merah tersebut," kata Kasmidi, warga setempat, di Pagar Alam.
Letak danau itu di sekitar perbukitan Raje Mandare, di perbatasan antara Kota Pagar Alam dan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, yang terkenal dengan banyak simpanan sejumlah peninggalan bersejarah, termasuk candi.
Menurut dia, di daerah itu memang banyak hal yang aneh bisa ditemukan.

Selain ditemukan danau dengan permukaan air berwarna merah, di hutan Raje Mandare di perbatasan Bengkulu-Sumatera Selatan ini diketahui banyak keanehan.
Menurut Kasmidi, danau merah itu sendiri juga aneh, setidaknya menurut pengetahuannya. Sebab, meskipun airnya terlihat berwarna merah, tetapi kalau diciduk pakai tangan atau gayung, airnya terlihat biasa saja. Bening dan jernih.

Keanehan lain, kata Kasmidi, ada satu lokasi tak jauh dari danau yang menimbulkan aroma pandan bila malam hari. Hal itu tidak ditemukan pada lokasi lain.

Masih cerita Kasmidi, di hutan Raje Mandare juga ada sejumlah satwa raksasa. Misalnya, kelabang dengan lebar 30 cm dan panjangnya 50 cm, burung raksasa, dan kerbau yang telinganya ada sarang lebahnya.

Yang mengherankan, pohon-pohon hutan yang tegak berdiri di atasnya pun seperti mempunyai tatanan tersendiri. Kalau tanah tempat pohon itu tumbuh masih masuk wilayah Tanah Basemah Pagar Alam, maka semua pohonnya miring ke arah Pagar Alam. Namun, kalau tempat tumbuhnya di Bengkulu, maka pohon-pohonnya miring ke arah Bengkulu pula, atau berlawanan dengan arah Pagar Alam.
Masih di daerah itu, semua jenis burung dan hewan hutannya cukup jinak, tidak takut terhadap manusia. Meski begitu, agar burung dan hewan tidak lari, pengunjung tidak boleh mengeluarkan suara atau berbicara.
"Ada hal lain yang kami temukan, seperti kelabang ukuran lebar 30 cm dan panjang 50 cm, burung raksasa, dan kerbau yang telinganya ada sarang lebah atau tawon. Namun, kami tidak tahu apa saja yang tersimpan di daerah bukit Raje Mandare itu," ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya setempat, Syafrudin, mengatakan, daerah Rimbacandi memang masih banyak menyimpan misteri yang hingga kini belum dapat terungkap, termasuk keberadaan bukit Raje Mandare yang banyak memiliki peninggalan sejarah.
Sayangnya, pihak pemerintah setempat masih terkendala dana untuk melakukan penelitian di daerah itu. Selain itu, juga ada keterbatasan tenaga ahli. Untuk itu, diperlukan studi lebih lanjut untuk mengungkap misteri Hutan Raje Mandare.

sumber : Kompas

Baru Ditemukan, Air Terjun Terbesar di Pagaralam

Air terjun terbesar di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, ditemukan warga di Dusun Muara Tenang, Kelurahan Perahu Dipo, Kecamatan Pagaralam Selatan, Sumatera Selatan, dengan ketinggian 100 meter dan lebar 20 meter.





Pemantauan di lokasi, Selasa (21/12/2010), warga memberi nama air terjun itu "Ayek Kaghang". Hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota, air terjun itu berketinggian 100 meter dengan lebar 20 meter dan lokasinya berada sekitar 2 kilometer dari permukiman penduduk.

Air terjun ini masih sangat alami, di sekitarnya masih banyak terdapat pohon kayu besar dan sekitar alirannya dapat ditemukan lumut berwarna hijau.

"Memang sudah cukup banyak ditemukan air terjun, tetapi yang paling indah dan besar baru di Kelurahan Perahu Depo, Kecamatan Dempo Selatan, ini," kata Anang, salah seorang warga setempat.
Ia mengatakan, untuk menuju lokasi air terjun, memang harus melewati hutan belantara dan alur sungai sehingga butuh waktu sekitar dua jam.
Karena baru ditemukan, kata dia, air terjun ini belum memiliki jalan akses dan kemudian di sekitarnya masih dikelilingi hutan lebat dan bukit terjal.
Masih cukup banyak tumbuh-tumbuhan alami di sekitar air terjun seperti keladi, rumput gajah, dan beberapa jenis kayu yang biasanya hidup di kawasan hutan lindung.
Menurut Anang, keindahan pesona alam ini semakin terasa saat air yang jatuh berwarna putih mengempas bebatuan sehingga menimbulkan embun dan percikan yang begitu terasa sejuk jika menyentuh badan.
Hal senada juga diungkapkan Irik, warga lain, air terjun "Ayek Kaghang" tersebut sangat indah dan masih alami, tetapi kondisi jalan menuju lokasi sangat terjal dan melewati tebing curam sehingga warga jarang mendatanginya.
"Mengingat masih berada di kawasan hutan alami, ada kesan air terjun itu sedikit angker, sehingga warga sangat jarang mengujunginya," ungkap Anang.
"Mengingat akses jalan menuju air terjun 'Ayek Kaghang' tersebut belum ada, kami mengharapkan kepada pemerintah untuk membangun akses jalan menuju kelokasi ini. Dengan dikembangkanya air terjun tersebut, mungkin dapat meningkatkan pariwisata di Pagaralam ini," ujar Anang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagaralam Safrudin mengatakan, memang sudah banyak ditemukan air terjun di Pagaralam setidaknya pada 32 lokasi dan penemuan yang memiliki luas 20 meter itu tentunya cukup luar biasa dan merupakan air terjun terbesar di Pagaralam.
Penemuan ini tentunya akan menambah koleksi lokasi wisata air terjun dan ke depan akan menjadi proritas bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan jalan akses menuju lokasi wisata itu.

sumber : kompas

Minggu, 19 Desember 2010

Jalur Pendakian Gunung Ceremai melalui Palutungan, Kuningan


Gunung Ceremai ini berada di Propinsi Jawa Barat, berada di perbatasan 3 kabupaten, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon, Gunung ini merupakan Gunung tertinggi di Jawa Barat

Jumat, 17 Desember 2010

earth4energy

Reduce energy usage

The most dificult day of every month is when time comes to pay bills and mostly the enormous electricity bills that we get. It’s high time and we need to take serious measures to reduce the power bill. Do not worry. We will share some key tips and will make you reach your goal.

Make sure to discuss with family member about the importance of saving electricity. You can reward them a treat if their participation has led to savings. Suggest them some tips like switching of the lights when they are not present there and attending a call in another room or having dinner at the dining table. Make sure to switch off all the appliances even if you are sure to be back in five minutes. Yes, that will help a lot. Every drop of water makes an ocean.

We may prefer to switch off the television set or turn off the fan, but not the tubelight.We need light at the time of night but see that the usage is required in all the rooms or not.Taking care of such these small precautions will surely leads us to savings in the long run by reducing the bills of the power demon.

One should plan to invest smartly on power. Replace all the incandescent bulbs present in the house with compact fluorescent light or those CFL bulbs. These bulbs consume less electricity as they consume less power.

Buy the energy saver gadgets that are available in the market. Such gadgets will monitor the intake of the entire power supply in your house and makes you take decision on how to control the usage.

Most of us assume on the fact that the rise in electricity bill is due to the vast number of electrical items present at home. But the truth is that the electricity bill is not directly connected or affected due to the number of gadgets, but by the way one uses them.

Take a step forward to avoid using those typical items regularly that consumes lot of power -
• The washing machine should be used only when there is a bucket full of clothes.
• The geyser should not be kept on for maximum amount of time.
• The air-conditioner should be kept at minimum high or low temperature.
• Take note to switch off the computer monitor when not in use. It consumes maximum power and it just takes a second to switch it again.

Lastly we suggest that for reducing the electricity bill by taking benefit of reading the energy saving guide like Earth4Energy that has some of the best solutions to generate energy at home and providing free electricity to some of your home appliances. In this way we can save power that is facing a huge shortage because of the large demand in the global countries. Try to reduce the requirement of those electrical wires and sockets for home and use the renewable energy extracted from natural resources like wind, sun, tides at a lesser price but having a long term returns. Click Here!

Jumat, 10 Desember 2010

Let's Climb The Mountain

Preparing for a trip

One common preparation for hiking is to do regular exercise, stimulates liver function and blood circulation resulting in more muscles stronger. best practice include: walking (at least 3-4 hours), cycling, swimming, walking in the forest, jogging, itinerant training (circuit training) run through the ladder with quick steps.

To prepare the high mountains that we must do the exercises on the uneven field to train the calf muscles, knees. Practice on uneven ground also foster a feeling of security.

Besides the physical and skill, mountain climbing also requires mental stability and concentration ability. mountaineers have to train patience and understanding of abilities.

Important things to travel to the mountain are:

1. Travel plans and the calculation time is needed. This plan includes the knowledge of the area to be on the go, with a thorough understanding maps and directions, preparations are also included for the conditions of uncertainty such as health conditions, air and weather, it will be very good we collect data and information to people who has experience in the area. computation time also becomes a very important factor in doing mountain climbing, ideally calculations are: for horizontal distance 4 km in travel within 1 hour, but in the climbing field in 1 hour a person can climb of approximately 400 m and can go down as far as 600-700 m, then for the terrain that is really new we go to the calculation time becomes very important because it is closely related to the amount of consumption and health. listen to instructions from local people because somehow they are more familiar territory than we do, prepare equipment with good ripe that the type, number and function, check back before setting out to avoid risk.
2. Food. In accordance with the time and travel distance, a mountain climber every day spent 4000 to 6000 calories, 60% carbohydrate, 20% fat and 20% egg white. a climber should bring foods that are in need only, dry foods and fruits. If we are going to travel alone so before leaving we had to eat bread or rice with additional consumption of honey and drink tea or coffee. when it is stopped on the trip will be very good if we eat and drink a little to strengthen the power. drink intake also should be enough, assuming that the way drinking is not true just a little, drink a lot but little by little, if not drinking it should be replaced with other foods to add energy.
3. Acclimatization (conformance with the surrounding air.) Every living thing has a certain time to adjust to the amount of acid in the higher regions. time is needed for adjustment with the air every person is different. A healthy and well-trained people who used to live at an altitude of approximately 500 meters above sea level requires 2-3 days before they can feel good at an altitude of 2000-2500 masl. to a height of 2500-3000mdpl, one must perform between 3-5 days of acclimatization. if it will travel over the previous 4000mdpl must experience first trip for 1 week above 2000 m. The higher the place will be more high risk also will be facing, physical readiness, mental and supporting facilities will be very influential, calm is the best attitude that we must bear in mind! A person may experience pain if located at an altitude start 3000mdpl, from mild, such as headaches, palpitations, like vomiting, shortness of breath until the very dangerous to the accumulation of water in the lungs, the sign is a cough that raises the voice of the throat and slimy vomit to find it hard to breathe, when the symptoms arise then the only way is to quickly return to a more low-to feel more comfortable.

written by: Aan Syahar


Mari Mendaki Gunung

Persiapan untuk suatu perjalanan

Salah satu persiapan umum untuk mendaki gunung adalah melakukan latihan rutin, merangsang hati dan peredaran darah lebih berfungsi sehingga menghasilkan otot yang lebih kuat. latihan terbaik meliputi : perjalanan jauh (minimal 3 - 4 jam); bersepeda, berenang, perjalanan dalam hutan, jogging, latihan keliling (circuit training) berjalan melalui tangga dengan langkah cepat.

Untuk persiapan ke pegunungan yang tinggi kita harus melakukan latihan di lapangan yang tidak rata untuk melatih otot betis, lutut dan mata kaki.latihan di lapangan yang tidak rata juga menumbuhkan perasaan aman.

Selain fisik dan ketrampilan, mendaki gunung juga menuntut stabilitas kejiwaan dan kemampuan konsentrasi yang baik.seorang pendaki gunung harus melatih kesabaran dan memahami kemampuan dirinya.

Hal-hal penting dalam melakuakan perjalanan ke gunung adalah :
  1. Rencana perjalanan dan perhitungan waktu yang di butuhkan. Rencana ini meliputi pengetahuan tentang daerah yang akan di datangi, pahami dengan teliti peta dan petunjuk, persiapan juga termasuk untuk kondisi-kondisi yang tidak menentu misalnya kondisi kesehatan, udara dan cuaca, maka akan sangat baik kita mengumpulkan data dan keterangan kepada orang-orang yang telah pengalaman di daerah tersebut. perhitungan waktu yang tepat juga menjadi faktor yang sangat penting dalam melakukan pendakian gunung, perhitungan idealnya adalah : untuk jarak horizontal sejauh 4 km di tempuh dalam waktu 1 jam, tetapi dalam medan pendakian dalam 1 jam seseorang dapat mendaki kira-kira 400 m dan dapat turun sejauh 600 - 700 m, maka untuk medan yang memang benar-benar baru kita datangi perhitungan waktu menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan jumlah konsumsi dan kesehatan. dengarkan petunjuk dari orang-orang lokal karena bagaimanapun mereka lebih mengenal wilayahnya daripada kita, persiapkan peralatan dengan matang baik itu jenis, jumlah dan fungsi, periksa kembali sebelum berangkat untuk menghindari hal-halyang tidak di inginkan.
  2. Makanan. Sesuai dengan waktu dan jarak tempuh perjalanan, seorang pendaki gunung setiap hari menghabiskan 4000 sampai 6000 kalori, 60% karbohidrat, 20% lemak dan 20% putih telur. sebaiknya seorang pendaki membawa makanan yang di perlukan saja, makanan kering dan buah-buahan. Apabila kita akan berpergian sendiri maka sebelum berangkat kita harus makan roti atau nasi dengan lauknya dengan tambahan konsumsi madu dan minum teh atau kopi. apabila sedang berhenti di perjalanan akan sangat baik kalau kita makan dan minum sedikit untuk memperkuat tenaga. asupan minum juga harus cukup, anggapan bahwa dalam perjalanan minum hanya sedikit adalah tidak benar, minumlah yang banyak tetapi sedikit demi sedikit, apabila kurang minum maka harus di ganti dengan makanan lain untuk menambah tenaga.
  3. Aklimatisasi (penyesuaian diri dengan udara sekitar). Setiap makhluk hidup mempunyai waktu tertentu untuk menyesuaikan diri dengan jumlah zat asam dalam daerah yang lebih tinggi. waktu yang di butuhkan untuk penyesuaian diri dengan udara setiap orang berbeda. orang yang sehat dan terlatih yang biasa hidup pada ketinggian kira-kira 500 mdpl memerlukan 2-3 hari sebelum bisa merasa senang pada ketinggian 2000 - 2500 mdpl. untuk hidupdi ketinggian 2500-3000mdpl, orang harus melakukan aklimatisasi antara 3-5 hari. apabila akan melakukan perjalanan di atas 4000mdpl sebelumnya harus mengalami perjalanan dulu selama 1 minggu di atas 2000 m. Semakin tinggi tempat maka akan semakin tinggi juga resiko yang akan di hadapi, kesiapan fisik, mental dan sarana pendukung akan menjadi sangat berpengaruh, sikap tenang adalah yang terbaik yang harus kita camkan! Seseorang  dapat mengalami sakit jika berada di ketinggian  mulai 3000mdpl, dari yang ringan seperti pusing kepala, jantung berdebar, mau muntah, sesak nafas  sampai kepada yang sangat berbahaya yaitu  penimbunan air dalam paru-paru, tandanya adalah batuk-batuk yang menimbulkan suara dari tenggorokan dan muntah-muntah berlendir hingga merasa sulit bernafas, apabila gejala itu timbul maka satu-satunya cara adalah secepatnya kembali ke tempat yang lebih rendah sampai merasa lebih nyaman.
di tulis oleh : Aan Syahar

Rabu, 08 Desember 2010

12 Common Digital Photography Mistakes

With digital cameras at their most affordable, anybody can be a photographer these days. Problem is, it takes more than a camera to take good pictures.

It takes a certain eye, a way of seeing things, to take pictures that make people go "Wow!". Fortunately, it can be learned. And the more you practice, the better you'll get.

If you're interested in becoming a good digital photographer, I recommend the "Shoot Digital Pics Like the Pros," a free report.

Start by taking a look at these most common mistakes people make when taking digital pictures:

1. Not knowing your camera

If you never read your digital camera's manual and learn its features and how to use them, you won't be able to make the most of it.

2. Not using a tripod

Tripods allow you to take the sharpest pictures even in low light. Use one as often as possible.

3. Not giving the camera time to focus

Digital cameras need time to properly focus and get the right exposure. It can take a fraction of a second or a couple of seconds. Account for this when taking pictures.

4. Relying too much on zoom

Using the camera's zoom feature makes the picture grainier. Get as close to the subject as possible.

5. Taking pictures against the light

This makes the subject dark and the background too bright.

6. Relying too much on the flash

Natural light gives the best pictures, so use it as much as possible. Flash tends to make images look harsh.

7. Not taking enough pictures

It's almost impossible to take the perfect shot at one try, so take many pictures. With digital photography, this doesn't cost you extra. Try different angles and compositions.

8. Always putting the subject dead center

Learn the rule of thirds in composition, and you'll have more interesting pictures.

9. Forgetting to check the horizon

When taking pictures with the horizon showing, make sure it's level.

10. Selecting a low-resolution setting

Your camera will allow you to select different resolutions. Don't be tempted to choose a low resolution just to save on memory space. Instead, buy additional memory for your camera and always take your pictures in high resolution.

11. Trying to take too much

Don't try to include too many things in one picture, such as people and scenery. A picture is more effective when it's focused on a single subject.

12. Not using the camera

You'll never know when a good photo op will come up, so have your camera with you at all times.

It may seem like a lot to think about, but with practice, these things will become second nature.

For those who want to learn even more digital photography techniques, check out the free report, "Shoot Digital Pics Like the Pros." It's a short but info-filled guide that will have you shooting digital pictures like a pro in no time.

Find out more about "Shoot Digital Pics Like the Pros" here:
www.learndigitalphotographynow.com

Selasa, 07 Desember 2010

Top 5 Cameras for Digital Photography Beginners

With all the choices available, shopping for digital cameras can be overwhelming. We've like to make it easier for you.

If you're in the market for a digital point-and-shoot camera for a beginner, here are 5 models we found which are highly recommended by the leading websites on digital photography.

These cameras are compact, easy for a beginner to use, yet has enough features for a budding digital photography enthusiast. They're also price reasonably for someone who's still exploring the world of digital photography.

Of course, the camera can only do so much; the quality of a picture still depends on the skill of the photographer. Make sure to claim your copy of "Shoot Digital Pics Like the Pros," to get professional photography tips and tricks. It's a totally f-ree report.

Here's our top 5 cameras for digital photography beginners:

1. Canon Powershot A1100 IS

A top choice in many digital photography sites. It takes 12.1-megapixel photos and includes all the features beginners will appreciate, such as shooting modes that automatically select the right settings, Face Detection Technology, and Intelligent Contrast Correction. Yet other modes will allow the shooter to select his own settings for exposure, shutter speed and other variables. And at only a little over $100, this is one affordable yet powerful camera.

2. Panasonic DMC-FS25

Another 12.1-megapixel camera that gets consistently high ratings from photography sites. Aside from face detection and intelligent ISO control, the Panasonic DMC-FS25 allows the user to lock focus on a moving subject. The shutter release is ultra-fast, with a time lag as little as 0.006 seconds. At the ISO 6400 setting, you can take pictures even in almost total darkness.

3. Casio EX-FC100

This 9.1-megapixel camera bosts of high-speed burst shooting, which lets the user take 30 shots per second - great for sports and other action-packed photography. It also records HD video and features fast uploading to YouTube.

4. Sony Cybershot DSC-W290

This camera's Intelligent Auto Mode, Intelligent Scene Recognition and Face Detection Technology make picture-taking foolproof even for the rank beginner. It even has Anti-Blink Function, which helps keep subjects from blinking, and warns the photographer when a subject has blinked. It has a range of other features, including 13 photo modes, image stabilization and a 9-point autofocus. This 12.1-megapixel camera also takes HD video.

5. Nikon Coolpix L100

This is a 10.0-megapixel camera with 15x optical zoom. The Smart Portrait System lets users take portraits without the dreaded red-eye, which the camera fixes automatically. It also has face-finding technology, so faces are always in focus, a Smile Mode, which shoots the picture when the subject smiles, and a Blink Warning, which lets the user know when the subject blinked. Other features include image stabilization, high-speed shooting, low-light shooting, and Sport Continuous Scene Mode of up to 13 frames per second.

Hopefully this list will help you find the perfect entry-level camera. Compare the features with your digital photography needs and, of course, your budget, to find the best point-and-shoot camera for you.

Even professional photographers use these compact cameras for situations when they cannot lug around a huge digital SLR camera. So don't think that using one of these makes you an "amateur."

The proof is in the picture. And if you'd like to take professional-looking pictures, then download your f-ree copy of the report, "Shoot Digital Pics Like the Pros."

Mountaineering Legend

The Mountaineer Legend : Sir Edmund Hillary

Born on July 20, 1919 in Auckland, New Zealand to parents Percival Augustus Hillary and Gerrude Clark, Edmund was set to do big things in the world of mountaineering. Growing up in Tuakau, the shy and introverted Hillary finished primary school at the Tuakau Primary School two years early, and went to Auckland Grammar Scool where he struggled to achieve average marks. Being smaller than the rest of the kids in school, Hillary took solace in his books and his adventurous thoughts.

Hillary got into mountaineering after a school trip to Mount Ruapehu, the largest active volcano in New Zealand, when he was 16. It was in this trip that he realized he was physically strong and had greater endurance compared to his companions. After graduating at the University of Auckland with a degree in Mathematics and Science, he set out for his first mountain climb in 1939 where he reached the summit of Mount Ollivier in the Southern Alps. Working as a beekeeper during the summer, his work allowed him to pursue climbing during the winter season.

After conquering numerous mountains, Hillary was set to become a legend in mountaineering, being the first ever to reach the summit of Mount Everest together with his Sherpa mountaineer, Tenzing Norgay. The successful British attempt came true in 1953, with as much as 400 people, with over 350 porters and 20 sherpa guides. The highest point on earth was reached by Hillary and Tenzing at 11:30 am, on May 29, 1953. Hillary was 33 years old. After summiting Everest and being knighted by Queen Elizabeth II, Hillary went on to climb other Himalayan peaks.

Hillary was married to Louise Mary Rose in 1953, and had three children, Peter, Sarah and Belinda. Their marriange was shortlived after Louise together with her daughter Belinda died in a plane crash in 1975 on thier way to join Hillary in Phaphlu. In 1989 Hillary married June Mugrew, the widow of his close friend Peter Mulgrew who had died in 1979 after the Air New Zealand Flight 901 crashed on Mount Erebus.

Aside from mountaineering, Hillary devoted much of his time in helping the Sherpas of Nepal when he founded the Himalayan Trust. He was also appointed as the Honorary President of the American Himalayan Foundation. With his efforts, Hillary has helped built a number of schools and hospitals in the remote regions of Himalayas.

He died on January 11, 2008 at the Auckland City Hospital after suffering from a heart attack. His death at the age of 88 was a sorrowful loss not only to the world of mountaineering but to the world. His bravery and strength to conquer the world became evident in his accomplishments.

abc-of-mountaineering

Senin, 06 Desember 2010

ProFlightSimulator Review - Pros and Cons


ProFlightSimulator is one of the most popular flight simulator games online today. In this ProFlightSImulator review we will take a look at this product and see what are the pros and cons of this package.

ProFlightSimulator Review - What Exactly Is This Package?
Before I go into details, lets take a look at the impressive stats. ProFlightSimulator comes complete with a fully realized and modelled world, with landmarks and accurate scenery for every part of the globe, powered by Google Maps.
The game even accurately maps the solar system, and weather patterns are accessed in real-time to deliver true-to-life weather in every area of the globe. It truly does feel like you're traversing the planet in the plane of your choice.
Speaking of planes, there is a massive collection of aircraft at your disposal, all accurately modelled. Nearly 120 planes were available at the time of this ProFlightSimulator review, and more are being added all the time, thanks to the game's dedicated team of developers.
However, with so many flight sims out on the market and on the internet today, Is ProFlightSimulator really worth the money?
To answer this question and to find if this package is really for you lets talk about some of the pros and cons of this flight sim
ProFlightSimulator Review - The Pros And Cons
The Pros
Extremely Realistic Flying
This ProFlightSimulator software is more realistic than any other simulation software available. It has been built to be as close to real life as possible. Everything from terrain, aircraft reactions, to planetary alignments & movements. 


After playing dozens of other flight sims online I noticed the most about ProFlightSImulator is the attention to detail. 

Extensive Selection of Aircrafts and Maps
I was impressed with the most was the professional, fully detailed, Real Life flight sim with support for over 20,000 of the worlds airports, extensive scenery packs as well as120 different planes from Concords, F16s, Migs, airliners and more.
Very Useful Bonuses That Beats Other Package:
When you order ProFlightSimulator you will also receive these 3 bonuses which no other flight sim package offers:
1. Interactive Scenery Designer
2. Kelpie Flight Planner
3. Free Combat Flight Simulator Game
Great MultiPlayer Options
ProFlightSimulator has an online component has been expertly implemented. Two that stood out in the online mode were formation flying and chatting, which to be honest I thought were put together brilliantly.
Money Back Guarantee
The product comes with 60 days money back guarantee and if you are not completely satisfied with what you get, you will receive your money back.
Free Updates For Life
Whats more, included in the ProFlightSimulator package are free updates which ensures that there is a constant stream of content which compliments the package more.
The Cons
It May Take Time To Download The Package
The size of this download package is not small and if you have slow internet connection it may take you a couple of hours to download all the blueprints. 


In this case it may be a good idea to upgrade to the DVD edition (you can do it at the members' area).

May Be A Little Overwhelming At First
Just because there are so many different aircrafts and maps, the members' area can be a little overwhelming at first. However the downloads are organized by category and once you get started, you will find it is not difficult to find what you are looking for.
The Bottom Line
Overall, there is no doubt that ProFlightSimulator one of the best value flight simulators available on the market.
We went into this review somewhat sceptical of the high praise it has received from others, but walked away happily converted. The game looks, sounds, and plays better than any other flight sim on the market, and has more planes, locations, and options available to boot. It will keep even the most devoted gamer busy for months, exploring the beautiful planet we call home.
All in all, this is a great game that will appeal to new and veteran flight simulation fans alike. Click Here!

Minggu, 05 Desember 2010

Sejarah Emas


TIDAK ADA yang mengetahui secara pasti kapan sebenarnya Emas mulai pertama dikenal dan memiliki nilai. Menurut sejarah peradaban, Emas mulai dikenal manusia sejak manusia mulai berbudaya. Sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tinggi, Emas mulai dikenal pada masa kekuasaan kekaisaran di Eropa yang kemudian diikuti dengan pencarian oleh sejumlah petualang dan penemu benua baru seperti Christoper Columbus dan Vasco da Gamma yang pada ahirnya memulai masa imperialisme.

Namun jauh sebelum itu, Emas telah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum masehi. Sejumlah suku pedalaman sudah mengenal Emas dan dijadikan sebagai alat budaya khususnya perlengkapan spiritual kuno. Dalam sejarah, masyarakat Mesir Kuno (Circa) tahun 1932 sebelum masehi mereka memakamkan Raja Tutankhamen dalam peti Emas seberat hampir 2.500 pound. Raja Croesus dari Lydia (kini merupakan wilayah Turki) pada 560 tahun sebelum Masehi memerintahkan pembuatan koin emas pertama dan peristiwa ini menandai sejarah emas sebagai alat untuk bertransaksi. Bangsa Romawi sendiri pada tahun 50 SM, mulai menggunakan koin Emas sebagai alat transaksi.

Sebagai komoditi pertambangan, Emas mempunyai sejarah yang sangat panjang. Diperkirakan sejarah penambangan Emas sudah dimulai sejak 2000-5000 tahun SM. Begitu panjangnya usia kegiatan pertambangan Emas tentunya juga banyak mengalami perubahan metoda, dimulai dengan cara pertambangan tradisional yaitu menggunakan gravitasi atau amalgamasi air raksa, kemudian motoda Sianida, flotasi dan heap leaching. Pertambangan Emas terbesar saat ini adalah Afrika Selatan, kendati demikian tidak berarti Afrika Selatan memilki cadangan emas terbesar. Sesuai sifatnya Emas memang tidak habis dikonsumsi, berbeda dengan komoditi lain yang habis dikonsumsi sehingga memungkinkan negara lain yang tidak memilki tambang Emas yang banyak tetapi justru memilki cadangan Emas yang besar, hal ini terkait dengan fungsi Emas sebagai cadangan devisa dan instrumen moneter serta investasi.

Emas Sebagai Alat Tukar
Emas dalam bentuk koin sebagai alat tukar telah dimulai pada masa Raja Croesus dari Lydia (Turki) sekitar tahun 560 SM. Koin Emas juga digunakan sebagai alat tukar dimasa Kerajaan Romawi pada zaman pemerintahan Julius Caesar.
Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan

Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang (dinar) yang digunakan dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan. Pada masa Rasulullah, ditetapkan berat standar dinar diukur dengan 22 karat emas, atau setara dengan 4,25 gram (diameter 23 milimeter). Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO), dan berlaku hingga sekarang.

1 Koin Dinar Emas = 4,25 gram Emas 22 Karat

Perkembangan perdagangan yang makin pesat menuntut penggunaan alat tukar yang lebih fleksibel, ringan dan mudah dibawa tanpa mengurangi nilai; mendorong diciptakannya uang kertas atau uang Fiat. Pada mulanya uang kertas yang dicetak harus disertai dengan penjaminan, jaminan atas uang kertas yang dicetak ini berupa Emas (cadangan Devisa Emas). Sebuah negara tidak bisa sembarangan mencetak uang kertas tanpa jaminan stok Emas yang memadai. Inilah yang kemudian dikenal dengan Standar Emas dan momentum ini ditandai dengan ditanda-tanganinya perjanjian Bretton Woods tahun 1994 yang didukung oleh tidak kurang dari 44 negara.

Menurut perjanjian Bretton Wood, masing-masing negara mematok mata uang kertasnya terhadap USD Dolllar dengan jaminan Emas, yaitu, USD 35 dijamin dengan satu ounce Emas. Perjanjian atau standar Emas ini berlangsung 27 tahun hingga tahun 19971, dimana pada tahun 1971 pemerintah Amerika Serikat yang sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat perang vietnam tidak mampu lagi mempertahankan jaminan atas uang kertas dengan cadangan Emas yang dimilikinya, akibat besarnya aliran penukaran US Dollar dengan Emas, sehingga mendorong pemerintah AS memutuskan tidak lagi menjamin US Dollar dengan Emas, sejak itu mata uang kertas tidak lagi dijamin dengan Emas tetapi ditentukan oleh kepercayaan yang didukung oleh ketersediaan cadangan devisa (Emas dan valuta asing) yang dimiliki bank sentral masing-masing negara dan supply-demand yang ditentukan kondisi fundamental ekonomi masing-masing negara.

Dampak Penghapusan Standar Emas
Saat ini perekonomian global sangat tergantung pada Dollar Amerika. Perekonomian global terbentuk untuk menghasilkan barang dan jasa semurah mungkin untuk dikonsumsi oleh Amerika sebagai negara yang paling besar menyerap produksi dan negara yang paling konsumtif.

Dollar Amerika kemudian menjadi pengganti Emas dan secara de facto merupakan fundamental dari sistem moneter global di seluruh pelosok dunia, segala sesuatu yang memiliki nilai selalu diukur dan dibandingkan dengan Dollar, bukan lagi Emas…

Kondisi ini membuat siapapun yang menggunakan Dollar terpaksa ikut terkena dampak dari setiap pergerakan Dollar, termasuk menanggung hutang dan defisit bangsa Amerika. Ekonomi global makin bergantung pada perekonomian Amerika, sementara rumah tangga Amerika itu sendiri sekarang tergantung pada penurunan nilai Dollar. Memang sebelum perang Vietnam, Amerika memiliki posisi keuangan yang kokoh dan memegang lebih dari separo cadangan devisa dunia waktu itu. Saat ini… situasi sudah berubah jauh. Bangsa Amerika sangat menggantungkan tabungan dari negara-negara lain untuk membiayai hutang dan defisit keuangan mereka. Lebih dari 60% sirkulasi Dollar berada di luar Amerika dan sebagian besar obligasi pemerintah Amerika dimiliki oleh asing – khususnya China dan Jepang.

Para pencinta Emas (GoldBugs) sangat meyakini akan kejatuhan Dollar Amerika di masa mendatang, bahkan mungkin tidak lama lagi. Jika nilai Dollar jatuh, maka mata uang kebanggaan Paman Sam itu akan menjadi lembaran tak berharga. Lihatlah… beberapa waktu yang lalu (2008) harga Emas dunia sudah berputar-putar diangka USD 1.000 per troy ons, saat tulisan ini dibuat (Maret 2009) harga Emas mencapai USD 950 per troy ons. Bukan tidak mungkin kejatuhan Dollar sudah diambang pintu… 



sumber : semuasaudara.com

Pengantar Mendaki Gunung

Sebuah Pengantar Mendaki Gunung



Sejarah Perkembangan
Kegiatan mendaki gunung telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu, bahkan menurut kisah Mahabarata. Pandawa Lima yang terdiri dari Sadewa, Nakula, Arjuna, Bhima dan Yudhisthira, beserta istri mereka Draupadi, mendaki gunung Mahameru untuk mencapai puncaknya.
Dalam sejarah dunia, pendakian gunung tertinggi pertama kalinya terjadi dengan pencapaian puncak Everest oleh Sir Edmund Hillary, pendaki gunung asal New Zealand dan Tenzing Norgey, seorang sherpa [Pemandu atau porter di pegunungan Himalaya berasal dari bangsa Tibet] asal Tibet pada tahun 1953.

Keinginan manusia untuk mendaki gunung sebelumnya sudah muncul pada abad 19, ketika orang-orang Swiss (The Alps) mulai mendaki gunung-gunung untuk mencapai puncaknya, dan Edward Whymper, seorang berkebangsaan Inggris, adalah orang yang pertama berhasil mencapai puncak gunung Matterhorn pada tahun 1865.
Sejak saat itu, banyak ekspedisi-ekspedisi untuk mencapai puncak-puncak gunung di dunia. Klub pendakian gunung Alpine Club dari Inggris telah melakukan lebih dari 600 ekspedisi semenjak Alpine Club didirikan pada tahun 1857. Tercatat dalam Russian Mountaineering Federation, bahwa telah dilakukan 48 ekspedisi untuk mencapai puncak-puncak Himalaya pada tahun 1994-1998.
Di Indonesia sendiri tercatat 145.151 orang yang mendaki gunung Gede Pangrango, Jawa Barat pada tahun 1996-2000. Dijelaskan pula dalam Diktat Sekolah Manajemen Ekspedisi Wanadri 2000 bahwa hampir semua perguruan tinggi atau SLTA mempunyai kelompok-kelompok penggiat alam terbuka.
Secara perorangan maupun berkelompok mereka mengembangkan segi petualangan, segi ilmu pengetahuan, segi olahraga, segi rekreasi dan segi wisata. Perkembangan ini dilakukan secara luas baik hanya mencakup satu segi saja ataupun secara berkaitan (misalnya mendaki gunung untuk melakukan petualangan saja, olahraga saja, atau untuk olahraga, rekreasi dan wisata) yang mengembangkan segi ilmu pengetahuan dan segi petualangan.

Kenapa Mendaki Gunung
Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota.
Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan "mudah" didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001)
Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Kedua bahaya itu dapat jauh dikurangi dengan persiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter [Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut], atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Seperti yang dinyatakan dalam data harian Kompas, tercatat dari 50 orang yang pernah tertimpa musibah dalam pendakian gunung Semeru, Jawa Tengah, 24 orang dinyatakan tewas, dua orang hilang, 10 orang luka-luka, dan empat orang selamat.
Banyaknya kecelakaan dan hambatan yang kerap dialami oleh orang yang mendaki gunung, tidak membuat para pendaki berhenti melakukan pendakian. Data terakhir menyatakan bahwa pada bulan Juli 2002 masih dilakukan pendakian oleh sepuluh pendaki gunung asal Bandung menuju gunung Slamet. Pendakian tersebut menyebabkan kesepuluh pendaki gunung tersebut hilang sehingga diperbantukan sebanyak 24 orang anggota Tim SAR Polres Purbalingga dan gabungan pecinta alam dari Purwokerto diterjunkan ke lokasi untuk mencari para pendaki gunung tersebut.
Risiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena Zuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh para pendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan sukses mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.
Fenomena yang terjadi adalah apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung kemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karena pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan.

Persiapan mendaki gunung
Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
Kesiapan mental.
Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya.
Kesiapan fisik.
Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya.
Kesiapan administrasi.
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.
Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical care] praktis.

Perencanan pendakian.
Hal pertama yang ahrus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki.
Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.
Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan :
Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
Mempelajari medan yang akan ditempuh.
Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.

Perlengkapan dasar perjalanan
Perlengkapan jalan : sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, topi, jas hujan, dll.
Perlengkapan tidur : sleeping bag, tenda, matras dll.
Perlengkapan masak dan makan: kompor, sendok, makanan, korek dll.
Perlengkapan pribadi : jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu, dll.
Ransel / carrier.

Perlengkapan pembantu
Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
Peta, busur derajat, douglass protector, pengaris, pensil dll.
Alat komunikasi (Handy talky), survival kit, GPS [kalo ada]
Jam tangan.

Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel.
Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya.
Masukkan dalam kantong plastik.
Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.
Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.
Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
Buat Checklist barang barang tersebut.

Mengenal Jenis Gunung dan Grade Pendakian
Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif dan tidak aktif. Berdasar bentuknya dibagi menjadi :
Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) == seperti perisai
Gunung berapi strato
Gunung berapi maar == Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas vulkanisme terhenti, yang tinggal hanya kawahnya saja.
Macam dan tingkat pendakian gunung macam pendakian, yaitu pendakian gunung bersalju (es) dan gunung batu. Keduanya mambutuhkan persiapan dan perlengkapan yang matang. Menurut Club "Mountaineers", Seatle Washington, dasar pembagian tingkat pendakian ada dua cara.

1. Berdasar penggunaan alat teknis yang dipakai ( class)
class 1 ; lintas alam tanpa bantuan tangan
class 2 ; dibutuhkan bantuan tangan
class 3 ; pendakian yang mudah memerlukan kaki dan tangan dalam mendaki, tali mungkin dibutuhkan oleh pemula
class 4 ; pendakian memerlukan tali pengaman
class 5 ; dibutuhkan tali dan pengaman peralatan lain seperti : piton, runner, chocks dll
class 6 ; mandaki dengan tali dengan peralatan bantuan sepenuhnya berpijak diatas paku tebing, memenjat rantai sling atau mengunakan stirupss
Pendakian claass 4 masuk dalam katagori scrembling [Mendaki dengan cara mempergunakan badan sebagai keseimbangan serta tangan untuk berpegangan dengan medan yang miring sampai 45 derajat] dan class 5 - 6 sudah dapat dikatagorikan sebagai climbing [panjat]. Dimana class 5 merupakan free-climbing [Pemanjatan dengan tanpa menggunakan alat tehnis untuk menambah ketinggian, alat hanya sebagai pengaman saja ] dan class 6 adalah artificial climbing [Pemanjatan dengan menggunakan alat tehnis sebagai pembantu menambah ketinggian, misalnya dipijak atau disentak dan dipegang ]. Apa bila dilakukan di gunung batu / cadas disebut rock climbing dan bila dilakukan di gunung es disebut dengan snow and ice climbing .

Ulasan mengenai hal ini dibahas dalam materi tersendiri.

2. Berdasar lama waktu akibat sukarnya pendakian dalam medan pendakian (grade)
grade I, bagian yang sukar dapat ditempuh dalam beberapa jam
grade II, bagian yang sukar ditempuh dalam setengah hari
grade III, bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh
grade IV, bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh dan memerlukan bantuan lereng-lereng sempit untuk bisa naik
grade V, bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 1,5-2,5 hari
grade VI, bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 2 hari atau lebih dan dengan banyak sekali kesulitan
Ulasan mengenai hal ini dibahas dalam materi panjat tebing.

3. Berdasarkan tingkat keamanan pemanjat dari kemampuan alat yang digunakan

  • A1 ; aman sekali, peralatan yang dipasang dan digunakan dapat diandalkan untuk menjaga keselamatan pendaki
  • A2 ; aman, jikapun terjadi maslah, alat masih dapat diandalkan untuk mencegah akibat yang lebih fatal  [misalnya jatuh tidak sampai kedasar]
  • A3 ;penggunan alat pengaman cukup aman tetapi tidak dapat diandalkan untuk menjaga resiko jatuh, kecuali dengan pemasngan yang sangat teliti dan fall-faktor yang tidak terlal;u berbeban tinggi. Bila fall faktor tinggi, maka alat-alat akan copot dan pendaki bisa menerima akibat fatal
  • A4 ; pengaman yang digunakan tidak dapat diharapkan untuk dapat menahan beban jatuh, cenderung hanya sebagai pengaman psykologis untuk menguatkan mental pendaki

4. Berdasarkan tingkat kesulitan [difficult] medan pendakian
Tingkatan pedakian dengan dasar perhitungan ini bisa disebut juga dengan Yossemite Decimal System [YDS]. Pang-katagorian berasal dari USA dan saat ini banyak di gunakan untuk menentukan grade kesulitan panjat tebing. Oleh karena itu YDS dimulai dengan grade 5 dan seterusnya. Pengkatagorian demikian biasanya digunakan untuk jenis pendakian free-climbing atau free-soloing [Memanjat sendiri tanpa alat bantu dan pengaman apapun, biasanya pada jalur pendek]
Anehnya YDS sendiri menyalahi kaidah matematis penghitungan decimal, dimana misalnya suatu jalur mempunyai ketinggian 5,9 [lima point sembilan] lalu grade selanjutnya menjadi 5.10 [lima point sepuluh]. Peng-angka-an ini menjadi “aneh” akibat grade 5.9 lebih rendah dibanding dengan 5.10, padahal dalam matematika sebaliknya.
YDS sendiri diawali dengan grade 5.8 atau 5.9, selanjutnya 5.10, 5.11, 5.12, 5.13 dan 5.14. Sampai saat ini tidak ada grade melebihi 5.14.
Perkembangan keanehan peng-angka-an decimal ini menurut beberapa diskusi pegiatan pendakian dan panjat tebing akibat keselahan memprediksikan kemampuan pendakian pada saat system YDS dipublikasikan. Dimana pada saat itu diperkirakan kemampuan pendakian / panjat hanya sampai grade 5.9. Padahal dalam kemudian berkembangan kemampuan pendakian / pemanjatan yang lebih mutakhir dan luar bisa.
Bahkan saking sulitnya menentukan dengan hanya angka-angka decimal yang terbatas, seiring dengan banyaknya jalur pendakian/pemanjatan yang dibuat oleh kalangan pemanjat, maka grade decimalpun ditambahkan dibelangkannya dengan alfhabet.
Contoh; 5.12a, 5.13 d atau 5.14 c
Memang sampai saat sekarang barangkali hanya ada beberapa jalur yang dibuat manusia dengan grade 5.14, itupun terbatas pada jalur-jalur pendek.
Secara umum grading dengan YDS dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • 5.8 ; jalur yang ditempuh mudah, grip [pegangan] sangat bisa digunakan oleh bagian tubuh yang ada untuk menambah ketinggian
  • 5.9 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari
  • 5.10 ; jalur yang ditempuh dengan metode 3 bertahan 1 mencari, hanya saja perlu keseimbangan [balance] yang baik
  • 5.11 ; dapat bertahan pada 2 atau 3 grip dengan satu diantaranya sangat minim dan perlu keseimbangan. Jalur hang hampir bisa dipastikan memiliki grade demikian.
  • 5.12 ; terdapat 2 dari 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian. Dengan kondisi grip yang kecil di satu bagiannya atau paling tidak sama
  • 5.13 ; hanya 1 dari diantara 2 kaki dan 2 tangan yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian, itupun dengan grip yang sangat minim.
  • 5.14 ; “mulus seperti kaca”, tidak mungkin terpikirkan untuk dapat dibuat jalur pendakian/pemanjatan
Makanan (logistik).
Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seserorang membutuhkan sitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namun ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasayanya beras realtif berat dan memerluakan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit, coklat, dan hevermit.
Hal yang perlu diperjatikan hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karena hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar, buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, coklat, biskuit dan kismis.
Umumnya makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan instan yang memiliki kemasan, buanglah kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawapun tidak banyak memakan tempat didalam ransel.

Peralatan lain
Selain peralatan dan sejumlah perlengkapan, jangan lupa membawa perlengkapan kecil yang terdanag dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa obat-obatan seperti pelester, obat merah, tisu basah dan kering, senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan itu terkandang dibutuhkan dalam keadaan darurat atau menjaga tubuh tetap bersih.
Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa tas / kantong plastik, tas plastik tersebut dibutuhkan untuk menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja di alam terbuka. Selain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian oarang tersesat terbantu dengan petunjuk dari barang-barang yang tercecer.

sumber : wanadri

Jumat, 03 Desember 2010

Air Terjun Curugh 7 Kenangan Gunung Dempo Pagaralam


Satu lagi tempat istimewa di Gunung Dempo, selain Air Terjun Lematang Indah, Curugh Lawang Agung, Curugh Mangkok, Curugh Embun, terdapat pula air terjun Curugh 7 kenangan, dengan lokasi yg tidak terlalu jauh dari curgh mangkok dan curugh embun, hanya saja apabila kita ingin menikmati pemandangan dan dinginnya air di air terjun ini kita harus berjalan kaki karena lokasi ini berada di tengah kebun kopi milik warga  dan belum di kelola oleh pemerintah.

























foto : koleksi pribadi

Tali - Temali (knot)

Tali - Temali

Dalam setiap kegiatan tali merupakan yang mutlak di butuhkan, terutama dalam kegiatan pendakian gunung. Salah satu fungsi tali adalah melindungi seorang pemanjat agar tidak terjatuh atau menyentuh tanah.
Jenis-jenis tali:
1. Tali serat alami
Tali kekuatannya rendah,tidak lentur dan berbahaya bagi pemanjat.
Bahan-bahan alami untuk pembuatan tali serat alami:
  • Serat daun alami
  • Seart kulit kelapa
  • Serat sebangsa rerumputan
2. Tali serat sintesis.
Tali jenis ini lebih kuat, kokoh, lentur, ringan dan mudah dibawa oleh karena itu tali ini lebih sring digunakan.
Beberapa tali yang merupakan tali sintesis yakni:
  • polypropylene
Tali yang terbuat dari bahan ini tidak menjadi lemah dalam keadaan basah. Oleh karena itu sering dipergunakan dalam olah raga air. Namun tali ini tidak tahan terhadap sinar matahari yang berlebihan.
  • polyester
keunggulan tali ini tahan terhadap gesekan, punya kelenturan yang baik dan renggannya kecil.
  • nylon
tali ini pada umumnya 17 % lebih ringan daripada polyster, tali ini terbuat dari bahan yang sangat elastis sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menarik sesuatu yang berat. Tali ini tidak bias terkena air karena dapat menyerap air sehingga tali menjadi sangat berat.
  • hauzerlaid
tali sintesis yang dijalan seperti serat alam dengan mesin, sering dipakai terutama untuk berlatih turun tebing.
  • karmantle
Tali karmantle terbagi atas 2 bagian, yakni :
  1. kern (tali) yang terdiri dari serat putih
  2. mantle (luar) yang merupakan anyaman untuk melindungi tali.

Jenis-jenis simpul :
  1. Simpul Delapan (figure eight knot) Digunakan pada ujung tali dan untuk menghubungkan tali dengan sabuk pengaman. Bentuk nya menyerupai angka delapan.
  2. Simpul Delapan ganda (double figure eight knot) Bentuk sama dengan simpul delapan tapi menggunakan dua tali.
  3. Simpul Italia (Italian Knot) Untuk menambat pengaman dan dipakai untu rappling.
  4. Simpul Kambing (bowline knot) Untukmengikat tali pada sabuk pengaman
  5. Simpul kacamata Untuk menambat tali pada bilayer yang dipakai pada tengah tali.
  6. Simpul nelayan ganda (double fiserman knot) Untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar tetapi sejenis dan licin.
  7. Simpul sambung pita (tipe knot) Untuk menyambung pita atuau webbing.
  8. Simpul jerat (prussik) Untuk mengunci pada tengah tali utama dan untuk menambah ketinggaian.
  9. Simpul pengunci (over hand) Untuk pengunci pada tengah tali utama dan ujung tali yang terpasang.
  10. Simpul mati Untuk menyambung tali yang sama besar.
  11. Simpul pangkal untuk mengikat tali pada tiang.


Tali-temali / simpul adalah salah satu pengetahuan dasar yang sangat penting dalam berkegiatan di alam bebas, simpul sangat di perlukan sebagai alat bantu dan standar keselamatan, macam-macam simpul antara lain : (klik pada gambar untuk melihat animasi)

Bowline




Clove Hitch



  

Figure Of Eight


Fisherman



Lark's Head


Rolling Hitch



Round Turn and Two Half Hitches

Sheepshanks

Sheet Bend

Double Sheet Bend


Left Handed Sheet Bend


Thief



Thumb


Timber Hitch



gambar animasi : pendakierror.com